Arab Saudi Buka Suara Soal Alasan Tolak Embargo Minyak ke Israel



Growmedia-indo.com,

Iran telah meminta negara-negara Arab, penghasil minyak, melakukan embargo pengiriman bahan bakar ke Israel. Ini menjadi tanggapan atas serangan pemerintah PM Benjamin Netanyahu ke Gaza, Palestina, yang terus terjadi sejak 7 Oktober.

Namun, hal ini ditolak negara-negara kawasan tersebut, salah satunya Arab Saudi. Mengapa?

Mengutip The News Arab, Kamis (15/11/2023), pemerintahan Raja Salman pernah mengatakan alasannya 9 November, sebelum negara-negara Islam yang tergabung dalam OKI bertemu. Salah satu menteri memberi pernyataan di Forum Ekonomi Bloomberg di Singapura pekan lalu.

Ia menyakinkan negara Teluk tersebut tidak memiliki rencana untuk menggunakan produksi minyak sebagai pengaruh dalam konflik Gaza. Termasuk untuk mendorong gencatan senjata.

"Hal itu tidak dibahas saat ini. Arab Saudi sedang berusaha menemukan perdamaian melalui diskusi damai," tegas Menteri Investasi Arab Saudi, Khalid al-Falih.

Perlu diketahui, embargo minyak pernah dilakukan Arab Saudi di tahun 1973. Kala itu, hukuman ini diberikan ke Amerika Serikat (AS) dan negara-negara lain atas dukungan mereka terhadap Israel dalam perang melawan Mesir dan Suriah, yang membuat harga minyak melambung tinggi.

Di sisi lain, di kesempatan yang al-Falih pun membahas mengenai normalisasi Israel dan Arab Saudi. Menurutnya pembukaan hubungan diplomatik dan perdangana itu masih dalam "pertimbangan".

"Hal itu sudah didiskusikan," ujarnya.

"Hal ini masih dibahas dan jelas kemunduran selama sebulan terakhir telah memperjelas mengapa Arab Saudi begitu bersikeras bahwa resolusi konflik Palestina harus menjadi bagian dari normalisasi yang lebih luas di Timur Tengah," jelasnya.

Dalam laporan yang sama, dibeberkan bagaimana Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman (MBS) meminta Washington memberikan jaminan keamanan dan akses terhadap teknologi nuklir sipil serta senjata canggih sebagai imbalan atas kesepakatan dengan Israel. Diplomat Arab Saudi juga mengatakan bahwa Israel harus menyetujui pembentukan negara Palestina sebagaimana dirinci dalam Inisiatif Perdamaian Saudi tahun 2002.

Mengutip Iran International, Presiden Iran Ebrahim Raisi sempat mendesak negara-negara Arab dan Muslim untuk meluncurkan sanksi terhadap Israel, akhir pekan lalu, dalam pertemuan OKI. Ia juga memuji Hamas yang berperang dengan Israel.



Sumber : Cnbc

0 Komentar