Jakarta,OpsJurnal.Asia -
Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia menggelar Forum Wicara “Dari Kata ke Rasa: Diplomasi Budaya Indonesia melalui Sastra dan Gastronomi”, pada hari Senin (23/12/2025) di tempat di Plaza Inzan Prestasi, Jakarta, yang menghadirkan Vita Datau, Founder Choir Indonesia Countranomy Network, sebagai salah satu narasumber utama. Forum ini menjadi ruang strategis untuk memperkuat peran budaya sebagai instrumen diplomasi sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional.
Dalam paparannya, Vita Datau menegaskan bahwa diplomasi gastronomi tidak sekadar menjadi alat promosi budaya di panggung global, tetapi juga memiliki peran langsung dalam memperkokoh ketahanan pangan Indonesia.
“Sebenarnya upaya pemerintah sudah sangat tepat. Namun kita tahu, setiap pergantian pemerintahan sering kali mengikuti perubahan prioritas. Padahal di kabinet Merah Putih saat ini kita memiliki agenda ketahanan pangan yang sangat kuat, dan gastronomi seharusnya menjadi salah satu pilar utamanya,” ujar Vita.
Ia menekankan pentingnya membangun kekuatan pangan berbasis lokal di setiap daerah. Menurutnya, jika setiap wilayah kembali memperkuat pangan khasnya — seperti jagung, singkong, dan sumber pangan lokal lainnya — maka manfaatnya akan sangat luas, mulai dari penguatan ekonomi daerah, peningkatan kesehatan masyarakat, hingga pengurangan beban transportasi logistik antarwilayah.
“Bayangkan jika setiap daerah mengajarkan untuk menanam dan mengembangkan kekuatan pangan lokalnya. Itu baik dari sisi iklim, kesehatan, lingkungan, dan ekonomi. Jika itu menjadi kebiasaan lokal yang terjaga, maka justru di situlah lahir kekuatan pariwisata dan diplomasi budaya kita,” jelasnya.
Vita juga mengapresiasi pendekatan kolaboratif forum ini yang melibatkan berbagai mitra lintas sektor, bukan hanya kementerian semata. Ia menilai ruang dialog semacam ini sangat penting untuk proses refleksi kebijakan dan perumusan arah pembangunan budaya ke depan.
“Saya sangat senang dengan adanya forum lintas mitra kebudayaan seperti ini. Harusnya model diskusi reflektif seperti ini juga dilakukan oleh kementerian-kementerian lain. Apa yang kami bahas hari ini menjadi bekal perencanaan dan pembenahan program ke depan,” tambahnya.
Meski mendapat undangan dalam waktu yang singkat, Vita mengaku sangat antusias untuk hadir dan terlibat langsung dalam diskusi.
"Pemberitahuannya memang sangat singkat, tapi saya sangat senang bisa hadir di sini. Forum ini benar-benar penting dan saya merasa terhormat bisa menjadi bagian darinya," tuturnya.
Forum ini menegaskan bahwa diplomasi budaya Indonesia ke depan tidak hanya berdasarkan narasi dan sastra, tetapi juga pada rasa, yakni kekayaan gastronomi Nusantara sebagai kekuatan ekonomi, identitas, dan kedaulatan pangan bangsa.





