*Pengamat Transportasi : Kepemimpinan Irjen Agus Bawa Korlantas ke Era Digital yang Humanis*

 *Pengamat Transportasi : Kepemimpinan Irjen Agus Bawa Korlantas ke Era Digital yang Humanis*



Jakarta – Program digitalisasi sistem penegakan hukum lalu lintas melalui Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) yang digagas Kakorlantas Polri Irjen Pol Drs. Agus Suryonugroho, S.H., M.Hum. mendapat apresiasi luas dari berbagai kalangan, termasuk pengamat transportasi nasional.


Menurut Pengamat Transportasi dan Lalu Lintas, Banter Adis, langkah Korlantas Polri memperluas jangkauan ETLE menjadi 5.000 kamera pada tahun 2027 adalah kebijakan visioner yang menandai keseriusan Polri membangun sistem transportasi modern, transparan, dan berintegritas.


“Di bawah kepemimpinan Irjen Agus, Korlantas menunjukkan transformasi nyata. ETLE bukan sekadar alat penegakan hukum, tapi simbol perubahan menuju tata kelola lalu lintas yang bersih dan profesional,” ujar Banter Adis di Jakarta, Rabu(15/10/2025).


Ia menilai, kebijakan tersebut mampu menjawab tuntutan publik terhadap penegakan hukum tanpa kontak langsung antara petugas dan pelanggar, sekaligus menekan potensi pungli.


“Irjen Agus berhasil mengubah paradigma penindakan menjadi pelayanan publik berbasis teknologi. Kepercayaan masyarakat terhadap Polantas meningkat karena sistemnya kini objektif dan dapat diawasi publik,” sambungnya.


Data Korlantas Polri menunjukkan, sepanjang semester pertama tahun 2025, angka korban meninggal akibat kecelakaan lalu lintas turun 19,8 persen atau sekitar 2.512 jiwa dibanding periode sebelumnya. Banter Adis menyebut capaian itu tak lepas dari peningkatan pengawasan digital dan pendekatan edukatif yang digalakkan Korlantas.


 “Program seperti Polantas Menyapa menunjukkan sisi humanis Polri. Irjen Agus tidak hanya fokus menindak, tetapi juga membangun kesadaran disiplin dari hati masyarakat,” ujarnya.


Banter Adis juga menilai empat inovasi ETLE—statis, portabel, mobile, dan handheld—menjadi bentuk nyata modernisasi pengawasan lalu lintas yang adaptif terhadap kondisi wilayah Indonesia yang luas dan beragam.


 “Kalau target 5.000 kamera tercapai pada 2027, Indonesia bisa menjadi salah satu negara dengan sistem pengawasan lalu lintas digital terbesar di Asia Tenggara,” tambahnya.


Ia berharap, keberlanjutan program ini mendapat dukungan lintas sektor agar manfaatnya semakin terasa di daerah.


“Transformasi digital yang digagas Irjen Agus adalah investasi jangka panjang untuk keselamatan masyarakat. Ini patut diapresiasi dan dilanjutkan secara konsisten,” pungkas Banter Adis.

Ayo! Baca Juga
Lebih baru Lebih lama

Tag Terpopuler

Iklan


Iklan



نموذج الاتصال