Kampanye Merdeka Jadi Pesta Rakyat, Suara Perubahan Semakin Nyaring di Pangkalpinang
Pangkalpinang,Growmedia,indo,com –
Sedikit demi sedikit, aliran massa dari berbagai penjuru kota Pangkalpinang bergerak menuju Taman Alun-Alun Lapangan Merdeka pada Sabtu (23/8/2025). Apa yang awalnya tampak hanya puluhan orang, berkembang menjadi ratusan, lalu ribuan. Mereka datang dengan semangat yang sama: menghadiri kampanye akbar pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pangkalpinang jalur independen, Eka Mulya Putra – Radmida Dawam, atau yang populer disebut Paslon Merdeka dengan tagline “Membangun Bersama Radmida dan Eka.” Minggu (24/8/2025).
Sejak pukul 14.00 WIB, ribuan warga sudah memenuhi lapangan yang menjadi ikon kota Pangkalpinang tersebut.
Tidak hanya datang untuk mendengarkan orasi politik, warga juga terhibur dengan kehadiran artis-artis nasional yang memeriahkan acara.
Nama-nama besar seperti Ageng Kiwi, Lia Emilia, Ayu Azhari, hingga Heri vokalis Gamma 1 Band hadir memberikan dukungan sekaligus menghibur massa.
Sorak-sorai penonton memecah suasana ketika Ageng Kiwi naik ke panggung. Dengan ciri khas suara lembut dan keramahan tutur katanya, Ageng Kiwi bukan hanya menyanyi tetapi juga menyelipkan pesan politik.
Ia mengingatkan warga Pangkalpinang agar pada 27 Agustus 2025 mendatang menggunakan hak pilih dengan mencoblos nomor urut 1, Paslon Merdeka.
“Orang baik itu harus kita dukung. Maka pada Pilkada ulang Kota Pangkalpinang 2025, mari kita bersatu untuk memenangkan Bapak Eka dan Ibu Radmida,” ujar Ageng Kiwi disambut tepuk tangan meriah ribuan warga.
Tidak puas hanya di atas panggung, Ageng Kiwi turun langsung membaur bersama warga. Joget dan nyanyi bersama menciptakan suasana akrab, seolah batas antara artis dan penonton hilang.
Tak lama kemudian, suasana semakin memanas ketika Lia Emilia tampil dengan lagu-lagu andalannya, seperti Munajat Cinta, Rumkan, dan Syahara.
Ribuan ibu-ibu, atau yang akrab disapa emak-emak, ikut berjoget di depan panggung. Lia Emilia bahkan mengajak mereka bersatu memenangkan Paslon Merdeka.
“Ibu-ibu saatnya kita bersatu. Kita buktikan suara rakyat berdaulat. Coblos nomor 1 untuk Bapak Eka dan Ibu Radmida!” teriak Lia dengan penuh semangat, membuat ribuan emak-emak berteriak “Merdeka!” serentak.
Sorotan berikutnya tertuju pada Ayu Azhari, artis senior yang tampil anggun dengan kaos putih dipadu selendang merah. Warna yang dipakainya bukan tanpa makna.
Ia menjelaskan bahwa merah melambangkan keberanian dan ketegasan, sedangkan putih berarti ketulusan, kejujuran, dan hati yang bersih.
“Bapak Eka dan Ibu Radmida adalah sosok merah putih yang berani, tegas, sekaligus jujur dan tulus membangun Pangkalpinang. Mereka tidak takut menghadapi intervensi politik dan siap memperjuangkan kesejahteraan masyarakat. Hari ini kita menjadi bagian dari sejarah, membuktikan suara rakyat berdaulat,” ujar Ayu dengan lantang.
Pernyataan Ayu disambut riuh tepuk tangan warga, terutama kalangan perempuan. Menurutnya, jika emak-emak bersatu, maka otomatis bapak dan anak-anak dalam rumah tangga akan mengikuti pilihan mereka.
“Saya yakin suara ibu-ibu adalah suara keluarga. Jika emak-emak kompak memilih nomor 1, maka kemenangan sudah di depan mata,” tambahnya.
Semangat kampanye semakin terasa ketika giliran Heri, vokalis Gamma 1 Band menutup acara dengan lagu-lagu hits-nya. Ia tidak hanya bernyanyi, tetapi juga menyampaikan kekagumannya pada semangat warga Pangkalpinang yang terus mendukung Paslon Merdeka.
“Saya salut sama masyarakat Pangkalpinang. Dukungan kalian membuktikan keberanian melawan sistem demokrasi yang selama ini didominasi partai politik. Jangan lupa, 27 Agustus nanti, sekali Merdeka tetap Merdeka. Coblos nomor 1!” seru Heri sebelum menutup penampilannya dengan lagu pamungkas.
Acara ditutup dengan foto bersama antara para artis, relawan, dan ribuan warga. Wajah-wajah penuh senyum tampak menggambarkan harapan besar terhadap hadirnya pemimpin independen yang dinilai mampu membawa perubahan.
Kampanye akbar Paslon Merdeka ini bukan hanya sekadar panggung hiburan, melainkan juga pesta rakyat. Ribuan warga hadir dengan sukarela, membuktikan bahwa energi perubahan telah mengalir di kota Pangkalpinang.
Bagi mereka, 27 Agustus 2025 bukan hanya tanggal pemilihan, tetapi momentum bersejarah untuk mengukuhkan kedaulatan suara rakyat. (KBO Babel)
Posting Komentar