Opini: Fredi Moses Ulemlem, SH,.MH
(Praktisi Hukum dan Pengurus DPP KNPI)
growmedia-indo.com-Pentingnya memiliki budaya malu bagi pejabat kita di negara ini, negara Indonesia yang sangat kita cintai terutama ketika melakukan kesalahan. Jika seorang pejabat apakah itu Presiden, Wakil Presiden, Menteri, Gubernur, Bupati Walikota dan, DPR, DPD, DPRD Kabupaten /Kota dan Provinsi ketika melakukan kesalahan, mereka seharusnya merasa malu dan mengundurkan diri dari jabatan sebagai bentuk pertanggungjawaban. Hal ini terkait dengan etika penyelenggara negara dan menjaga kepercayaan publik.
Budaya malu dan mundur ketika melakukan kesalahan harus menjadi gaya hidup para pejabat kita, tanpa harus menunggu diatur dalam peraturan perundang-undangan kita dan harus menunggu divonis dan diberikan sangsi oleh pengadilan.
Harus belajar dari Walikota Jepang dan saya kira ini contoh yang baik sekaligus menjadi refleksi bagi para pejabat kita di Republik ini.
Betapa luar biasanya seorang Walikota Ito, Prefektur Shizuoka, Jepang, Maki Takubo, yang mengakui bahwa ijazah kelulusan yang ia klaim dari Universitas Toyo adalah palsu. Ia ternyata tidak lulus dan bahkan sudah dikeluarkan dari kampus tersebut.
Walikota Jepang yakni Takubo mengaku tak membuka informasi soal ijasahnya saat maju jadi Walikota pada Mei 2025. Ini patut diteladani walaupun memang itu memalukan tapi berani mengakui kesalahan dan mundur jadi jabatannya sebagai Walikota.
Saya belum pernah melihat dan bahkan belum pernah terberitakan oleh media dinegara kita bahwa ada pejabat yang mengakui kesalahannya, meminta maaf kepada publik dan mengundurkan diri tanpa didesak dan tanpa mempersulit keadaan sehingga pelayanan birokrasi bisa berjalan baik untuk melayani masyarakat.
Dewan kota Ito menelusuri kasus ini lewat mekanisme 100-Article Committee dan menemukan bahwa dokumen ijazah yang pernah ditunjukkan Takubo adalah palsu. Ketua Dewan Kota, Hiromichi Nakajima, pun merekomendasikan agar Takubo mundur.
Yang lebih luar biasa lagi adalah Takubo telah minta maaf secara secara terbuka dipublik pada tanggal 8 Juli 2025 dan menyatakan akan bertanggung jawab penuh. Ia bahkan tengah mengurus proses pengunduran dirinya agar tidak menganggu administrasi Kota.
Ini salah satu contoh pemimpin yang jujur, mengakui secara terbuka didepan publik bahwa apa yang dituduhkan kepada dirinya itu benar berijazah palsu, tetapi ini hanya bisa terjadi di negara Jepang bukan di negara Konoha.
Fakta yang menarik lagi adalah karena kampusnya tidak bisa disuap dan kejaksaan Jepang di ijinkan untuk investigasi data dan dokumen dan pejabatnya di Jepang sportif.
Dinegara kita hahahaha Justru sebaliknya dan kita bisa lihat keadaan yang terjadi dinegara kita seperti drama Korea yang sangat-sangat memalukan dan menjadi preseden buruk bagi publik sekaligus menjadi tontonan buruk bagi masyarakat dan generasi.