Bahan Bakar Berserakan Di Pemukiman Warga Ribuan Liter, Pihak Pengusaha Lari Dari Tanggung Jawab Terhadap Masyarakat Terdampak.
Kampar(Growmedia-indo.com)- Koto Kampar Hulu 24/07/2025 Kejadian beberapa bulan lalu di wilayah Kecamatan Koto Kampar di sebuah SPBU dengan nomor seri 13.284.265, Telah terjadi kebocoran tempat penampungan minyak ( bahan bakar) di sebab kan di duga nya kelalain sistem pengawasan dari pihak SPBU.
Dampak nya sangat miris dan membahayakan sekali bagi masyarakat tempatan yang berada tidak jauh dari SPBU tersebut, Di sinyalir tumpah nya minyak tersebut akibat dari kebocoran klep tempat penyimpanan miyak sehingga terus terpompa dan meluap ke wilayah pemukiman warga.
Ketika tim awak media investigasi ke TKP dan meminta keterangan dari Nara sumber (Wasis Rahayu) yang kebetulan adalah salah satu warga yang tempat tinggal terdampak kebocoran minyak menjelaskan, bahwa minyak yang tumpah tersebut adalah minyak jenis Pertamax 92, dan panjangan genangan tersebut di perkirakan 10 meter di halaman rumah mereka.
Kalau jenis Pertamax 92 ini tentulah sangat membahayakan sekali apabila ada sedikit saja percikan api tentu cepat menyambar dan meledak, sehingga pihak warga yang terdampak dengan cepat mengambil sikap untuk evakuasi dadakan, kwatir akan terjadi hal - hal yang tidak di inginkan apalagi lokasi nya di pinggir jalan umum.
Setelah evakuasi dadakan dilakukan pihak masyarakat yang terdampak minyak tumpah tersebut langsung mendatangi dan melaporkan ke security SPBU, kemudian pihak dari Manegemen SPBU langsung mengecek ke sistem saluran mereka dan mengatakan bahwa memang betul ada keboran dari klep pipa saluran BBM mereka, dan mereka juga mengatakan bahwa minyak yang sudah tumpah sekitar 4000 ribu - 6000 ribu liter perkiraan mereka.
Pihak SPBU kemudian minta izin untuk pengaman minyak mereka yg berserakan untuk mereka aman kan, karna kalau tidak di aman kan kwatir akan di ambil warga atau orang yang tidak bertanggung jawab, dengan mengerahkan pihak dari SPBU dan di bantu oleh warga setempat mengevakuasi minyak - minyak yang tumpah tersebut dengan peralatan dari SPBU.
Sangat di sayang kan sekali oleh pihak warga yang terdampak bahwa sistem pengamanan dari pihak SPBU berarti tidak memiliki sistem pengamanan darurat yang baik, Dengan demikian pihak warga terdampak tersebut mengajukan kompensasi kepada pihak SPBU,pihak SPBU menyetujui tapi biar selesai dulu evakuasi minyak yang tumpah, yang mengatakan hal tersebut adalah maneger pengelola dari SPBU yang bernama Zidan ucap narasumber.
Tapi apabila hujan turun maka dari titik rembesan minyak tumpah tersebut masih mengeluarkan minyak sampai hampir satu bulan aroma menyengat dari minyak masih saja tercium dan apabila kena percikan api masih bisa menyala langsung di lokasi kejadian.
Dan dari pihak security , admin, dsn operator yang datang menemui warga terdampak , mau minta kompensasi berapa? Warga menjawab ya sesuai dari kebijakan Manegemen sebab kami kan yang terdampak hanya menerima.
D sebab kan karna yang datang ke pihak terdampak hanya orang - orang yang tidak bisa mengambil keputusan , maka pihak masyarakat berulang kali untuk berusaha menemui si maneger SPBU tapi selalu alasan maneger tidak berada di tempat dan diduga pihak SPBU lari dari tanggung jawab dan warga yang terdampak selalu mendapat jawaban yang sangat - sangat tidak manusiawi dari beberapa admin - admin dari pihak SPBU.
Bahasa dari admin SPBU tersebut " bapak mau berapa ? Kami tidak takut di beritakan dan tidak takut sama media kalau mau bapak beritakan "
Ketika tim media mempertanyakan siapa pemilik SPBU tersebut kepada warga yang terdampak, dulu nya tanah ini milik pak haji inisial Y pondok patin, pemilik SPBU nya ber inisial ibu MU dan inisial pak AL mereka ini suami istri dan dari keterangan bahwa pak AL ini adalah anak dari pak haji pemilik rumah makan pondok patin inisial Y.
Kami dari pihak terdampak sangat kecewa sekali dari perlakuan pihak SPBU tersebut, sepertinya nyawa kami warga yang terdampak tidak ada harga nya sama sekali
Sebab untuk beberapa saat kami tidak berani menghidup kan kompor untuk masak bahkan kami harus membeli nasi bungkus untuk makan sehari - hari.
Apalagi saya memiliki bengkel tentu sewaktu kejadian kami harus evakuasi motor - motor pelanggan yang servis inap di bengkel kami takut akan terbakar dan kami pun harus bekerja di tempat kami ungsikan motor - motor tersebut.
Setelah berselang 1 bulan mereka seperti tidak ada betul niat nya merealisasikan janji mereka mengenai kompensasi tersebut, menghilang begitu saja dan senyap dan sampe berita ini di terbit kan kurang lebih semenjak kejadian sudah hampir 6 bulan belum ada tanda - tanda itikad baik dari pihak SPBU tersebut.
Kami berharap aparat penegak hukum atau pun pemerintah mohon ini menjadi atensi, tolong di cek izin operasi dan juga sistem keamanan dari SPBU tersebut apakah sudah benar atau belum apalagi pihak Pertamina wajib turun ke SPBU ini untuk melakukan pengecekan, ini menyangkut nyawa manusia.
Negara harus hadir dalam situasi dan kondisi seperti ini, kami juga warga negara berhak mendapatkan kepastian keselamatan dari negara.
Kalau izin mereka dan keamanan dari sistem saluran minyak mereka tidak baik pemerintah harus berani mengambil tindakan tegas untuk mencabut dan menutup SPBU tersebut.
Terkecuali ada di duga main mata anatara pihak SPBU dengan pemerintah, APH atau pun Pertamina.
Sebelum awak media menaikan pemberitaan ini terlebih dahulu sudah melakukan konfirmasi kepada pejabat pengelola SPBU tersebut (Zidan ) jawaban dari saudara Zidan selaku manager pengelola terlampir sampai berita ini di terbit kan tidak ada lagi balasan dari komunikasi dari Zidan yang berjanji akan menjembatani masyarakat terdampak ke pihak manegemen SPBU alias ghaib,, Bersambung...
*TIM*
Posting Komentar