gr Tokoh Adat Soar Pito Soar Pa Angkat Bicara Terkait Gunung Botak Makan Korban Banyak


Tokoh Adat Soar Pito Soar Pa Angkat Bicara Terkait Gunung Botak Makan Korban Banyak

Daftar Isi

Maluku, growmedia-indo.com -

Gunung Botak kembali menelan korban jiwa. Kali ini, enam orang penambang ilegal tertimbun tanah setelah lubang galian mereka longsor.


Peristiwa nahas ini terjadi di lokasi Tanah Merah, Desa Persiapan Wamsait, Kecamatan Waelata, Kabupaten Buru, pada Selasa (6/5/2025) sekitar pukul 03.00 WIT. Hingga kini, para korban belum ditemukan.


Kepada media ini, Imam Adat Onyong Wael menuturkan bahwa kejadian berawal saat enam penambang ilegal melakukan pencairan emas di dalam terowongan. Saat proses pencarian emas berlangsung, tiba-tiba terjadi longsor yang menutup mulut terowongan.


“Keterangan yang diperoleh dari saudara Anto Nurlatu, Kepala Dusun Waengapan, lewat grup keluarga, menyebutkan bahwa longsor di Tanah Merah itu terjadi karena bak air pecah,” jelas Onyong Wael.


Onyong berharap kejadian ini menjadi perhatian serius pemerintah untuk menertibkan aktivitas penambangan ilegal, serta mengatur tata kelola Gunung Botak secara baik dan sesuai peraturan.


“Kalau kejadian seperti ini terus berulang, siapa yang akan bertanggung jawab? Selama ini, Gunung Botak sudah banyak memakan korban jiwa, dan sampai sekarang belum ada penyelesaian dari pemerintah maupun pihak-pihak yang semestinya bertanggung jawab,” tandasnya.


Atas peristiwa tersebut, Tokoh Pemuda Adat Soar Pito Soar Pa Petuanan Kayeli, Niko, turut angkat suara.


Ia meminta Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa, Pangdam XV/Pattimura Mayjen TNI Putranto Gatot Sri Handoyo, dan Kapolda Maluku Irjen Pol Eddy Sutrisno Tambunan untuk segera mengosongkan areal Gunung Botak yang telah banyak menelan korban.


Ia juga menegaskan bahwa pihak-pihak yang melegalkan aktivitas Penambangan Tanpa Izin (PETI) tanpa dasar hukum yang jelas harus ditindak tegas sesuai hukum. Termasuk para pemuda yang ikut berinvestasi dalam kegiatan ilegal tersebut.


Dalam kesempatan itu, Niko juga menyoroti aksi demonstrasi sekelompok orang yang menolak upaya penyisiran. Ia menduga demo tersebut dibekingi oleh para cukong atau mafia tambang yang beroperasi di Gunung Botak.


“Melihat kejadian yang terus berulang, tokoh adat Soar Pito Soar Pa Petuanan Kayeli, dalam hal ini Raja Kayeli, Kapsodin, Hinolong Baman, imam adat, Matatemun, serta para kepala soa dan kepala adat, mengutuk keras aksi demo di Ambon yang mengatasnamakan masyarakat adat. Aksi itu tidak benar dan tidak sesuai fakta yang terjadi,” ujarnya.


“Seharusnya mereka mendukung, karena masyarakat adat pun mendukung Koperasi yang telah mengantongi IPR dan WPR. Kerusakan Gunung Botak ini seharusnya menjadi perhatian penuh dari pemerintah dan aparat keamanan,” tambah Niko.


Karena itu, ia meminta aparat keamanan, baik TNI maupun Polri, serta pemerintah, untuk segera melakukan penyisiran terhadap PETI.


“Dengan begitu, pengelolaan Gunung Botak dapat dilakukan secara baik dan sesuai dengan peraturan yang berlaku,” pungkasnya. 


(WN)

Posting Komentar