LSPI Imbau Mahasiswa dan Publik Tahan Diri Terkait Isu Ijazah Palsu Wagub Babel
Pangkalpinang, Growmedia,indo,com– Menyikapi viralnya pemberitaan soal dugaan penggunaan gelar palsu Sarjana Hukum (SH) oleh Wakil Gubernur Bangka Belitung, Hellyana, yang dilaporkan oleh mahasiswa Universitas Bangka Belitung (UBB), Lentera Studi Pemuda Indonesia (LSPI) Bangka Belitung meminta semua pihak untuk menahan diri dan melakukan introspeksi.
Koordinator Wilayah (Korwil) LSPI Bangka Belitung, Bean Saputra, menekankan bahwa saat ini Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sedang berada dalam masa transisi dan pembenahan pasca pergantian kepemimpinan. Oleh karena itu, ia mengimbau agar tidak menambah beban dengan polemik baru seperti tudingan penggunaan ijazah palsu.
“Penting bagi semua pihak untuk menahan diri, terutama mahasiswa UBB yang melaporkan dugaan ijazah palsu. Provinsi kita sedang berbenah dan memasuki masa transisi kepemimpinan. Jangan justru menciptakan kegaduhan baru. Biarkan pemimpin fokus mengurus rakyat,” ujar Bean dalam keterangan pers, Senin (20/5).
Bean juga menyoroti mengapa isu dugaan gelar palsu ini baru mencuat setelah Hellyana menjabat sebagai Wakil Gubernur, sementara saat ia masih menjadi anggota dewan, isu tersebut tidak pernah muncul.
“Lucu sekali kalau ini ternyata gerakan yang bertujuan mengganggu proses pembenahan yang tengah dijalankan. Ada indikasi kuat bahwa ini bukan murni gerakan mahasiswa, tapi ada aktor intelektual di baliknya,” lanjutnya.
Meski begitu, Bean menyarankan agar Gubernur Bangka Belitung terpilih, Dayat Arsani, beserta Wakil Gubernur Hellyana, tidak perlu terlalu menanggapi isu tersebut secara berlebihan. Ia meminta agar keduanya tetap fokus menjalankan program pembangunan dan mewujudkan janji kampanye demi kemajuan Bangka Belitung.
“Kami menyarankan Pak Gubernur dan Ibu Wakil Gubernur agar tidak terjebak dalam isu yang mengganggu. Fokus saja bekerja dan membenahi daerah ini. Masyarakat menanti kerja nyata, bukan drama politik,” ujar Bean.
Bean juga menegaskan bahwa LSPI mendukung penuh kebijakan yang pro-lingkungan dan kesejahteraan rakyat. Sebagai bentuk kontribusi, LSPI telah memulai gerakan dialog pemuda di desa, seperti yang dilakukan melalui program Ruang Diskusi Pemuda Karya Makmur (RDP Karma) di Desa Karya Makmur, Sungailiat, Kabupaten Bangka.
“Kami mulai dari desa tempat kami tinggal. Melalui diskusi tentang persoalan sampah, kami ingin membangun desa berbasis kolaborasi. LSPI siap mendukung, tapi juga siap berada di garis depan jika kesejahteraan rakyat dikorbankan,” tutup Bean.
Posting Komentar