Garut, 12 September 2025 - Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi momentum istimewa bagi seluruh sivitas akademika SMAN 19 Garut. Pada Jumat, 12 September 2025, sekolah yang berlokasi di Kecamatan Bayongbong itu menyelenggarakan acara religius dengan tema “Meneladani Kepribadian Nabi Muhammad SAW, Melalui Penguatan Karakter Pelajar Panca Waluya.” Acara ini menghadirkan penceramah KH Aceng Supian Saori Assibaweh yang dikenal luas sebagai mubaligh dari Ponpes Al-Islah Cisurupan-Garut di Jawa Barat.
Acara dibuka dengan sambutan dari Plt Kepala SMAN 19 Garut, Ridwan Setiawan, S.Pd. Dalam sambutannya, ia mengucapkan selamat datang kepada seluruh tamu undangan, mulai dari para wakil kepala sekolah, para guru, tenaga kependidikan, serta seluruh siswa. Ridwan menegaskan bahwa peringatan Maulid Nabi tidak sekadar rutinitas tahunan, tetapi juga sarana menanamkan nilai moral dan spiritual yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.
“Marilah kita semua menyimak tausiah yang akan disampaikan Al-Ustaz KH Aceng Supian. Semoga kita dapat meneladani sikap dan perbuatan Nabi Muhammad SAW, lalu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Ridwan menutup sambutannya.
Selanjutnya, KH Aceng Supian menyampaikan ceramah dengan penuh khidmat. Ia menekankan bahwa Nabi Muhammad SAW diutus bukan hanya sebagai pembawa risalah Islam, tetapi juga sebagai teladan akhlak mulia bagi seluruh umat manusia.
Menurut KH Aceng, pribadi Rasulullah tercermin dalam sikap jujur, amanah, sabar, rendah hati, serta kepedulian sosial yang tinggi. Semua sifat itu, katanya, harus menjadi fondasi penguatan karakter siswa di era modern.
“Pelajar hari ini bukan hanya dituntut cerdas dalam ilmu pengetahuan, tetapi juga kuat dalam karakter". Melalui semangat Panca Waluya yang ada di SMAN 19 Garut, yaitu sehat jasmani, sehat rohani, cerdas intelektual, akhlak mulia, dan peduli lingkungan, kita bisa membentuk generasi yang siap berkontribusi bagi bangsa,” terang KH Aceng.
Ratusan siswa mengikuti jalannya acara dengan penuh perhatian. Lapangan sekolah dipenuhi nuansa religius, dengan lantunan shalawat yang menambah kekhidmatan suasana. Para siswa menyimak secara seksama nasihat yang disampaikan penceramah.
Beberapa guru mengaku bangga melihat antusiasme peserta didik. Menurut mereka, kegiatan seperti ini penting untuk menyeimbangkan pendidikan akademik dengan pembinaan moral. “Kami berharap nilai-nilai akhlak Rasulullah bisa benar-benar meresap dalam keseharian siswa", baik di sekolah maupun di rumah,” tutur salah seorang guru bidang humas.
Peringatan Maulid Nabi di SMAN 19 Garut tahun ini sengaja mengangkat tema Penguatan Karakter Pelajar Pancasila Waluya karena sesuai dengan visi sekolah dalam membentuk generasi Berakhlakul Karimah, Mandiri, Unggul, dan Berwawasan Global. Pendidikan karakter dianggap mendesak di tengah tantangan globalisasi, arus digital, hingga pergeseran nilai budaya.
Ridwan Setiawan menambahkan, penguatan karakter berbasis Pancasila dan nilai Islam berfungsi sebagai benteng agar siswa tidak mudah terjerumus dalam perilaku negatif. Dengan meneladani kepribadian Nabi Muhammad SAW, siswa diharapkan dapat menunjukkan integritas, kepedulian, serta menjaga keharmonisan dalam kehidupan sosial.
Acara ditutup dengan doa bersama dipimpin oleh salah satu guru agama. Suasana hangat menyelimuti lingkungan sekolah, mempererat ikatan kekeluargaan antara guru, tenaga kependidikan, dan siswa.
Melalui kegiatan ini, SMAN 19 Garut tidak hanya memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW, tetapi juga mempraktikkan ajaran beliau dalam bentuk nyata: menumbuhkan kesadaran untuk hidup jujur, disiplin, serta peduli terhadap sesama.
Dengan kesungguhan itu, pihak sekolah berharap tercipta generasi muda yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga berkarakter kuat, berlandaskan Pancasila, dan bercermin pada pribadi Rasulullah SAW.
(Mamad)





