gr May Day dan Perjuangan Inklusi: Bernard dan Ariq, Mimpi yang Tak Boleh Terhenti


May Day dan Perjuangan Inklusi: Bernard dan Ariq, Mimpi yang Tak Boleh Terhenti

Daftar Isi
May Day dan Perjuangan Inklusi: Bernard dan Ariq, Mimpi yang Tak Boleh Terhenti  

KLATEN – growmedia-indo.com  
Hari ini, langit Klaten begitu cerah, seakan menyambut dua pemuda yang membawa impian besar dalam hidup mereka. Bernard dari Sanggar Seni Mewarnai Dunia, Palar Trucuk yang merupakan putra Sekretaris umum Yayasan Peduli Distrofi Muskular Indonesia dan Ariq asal Jakarta putra dari Sekretaris 1 yayasan yang sama. Keduanya mengadakan janji temu sore ini untuk kemudian bisa bermain dan berjumpa dengan Youtuber otomotif idola mereka. (01/05/2025).

Saat telepon berdering dari Nurbertus Trisno Nugroho ayah Bernard, awak media sedang dalam perjalanan, usai liputan aksi may day di Yogyakarta. Namun begitu tidak menjadi masalah karena akhirnya acara dimulai duluan, sebelum awak media sampai di lokasi.

Dua pemuda yang gigih berjuang mewujudkan mimpi.

Bernard dan Ariq dua orang pemuda yang merupakan anak berkebutuhan khusus (ABK) tersebut hidup dengan sebuah tantangan besar sebagai penyandang Duchenne Muscular Dystrophy (DMD), penyakit otot berat yang membuat beberapa organ lemah seperti lumpuh. Namun begitu keadaan tak menyurutkan keduanya untuk membuat janji temu, dan akhirnya mereka pun sukses bertemu dengan sosok youtuber yang telah lama mereka kagumi yakni Ridwan Hanif, seorang YouTuber otomotif yang kini telah sukses di bidangnya.

Nurbertus menceritakan “Pertemuan ini bukan sekadar perbincangan biasa, ini adalah bukti bahwa harapan dan semangat tidak boleh padam, bahwa perjuangan bukan hanya milik buruh di pabrik, tetapi juga mereka yang setiap hari berjuang melawan keterbatasan, mencari tempat di dunia yang kerap mengabaikan mereka.” terangnya berkaca kaca saat menceritakan tentang keduanya. 

"May Day bukan hanya tentang buruh pabrik. Ini tentang perjuangan semua orang yang mencari kesetaraan, termasuk pekerja digital dan anak-anak disabilitas yang berjuang untuk diakui!" jelas Nurbertus Trisno Nugroho. 

Ridwan Hanif dan Sosok Habibie: Guru Kehidupan yang Mengajarkan Arti Harapan



Bernard dan Ariq memang telah lama mengikuti perjalanan Ridwan Hanif dalam membangun karir sebagai YouTuber otomotif. Mereka terinspirasi oleh kegigihannya, tetapi ada satu hal yang lebih membuat mereka kagum, yakni kisah tentang sosok Habibie, mentor sekaligus guru yang berjasa dalam perjalanan Ridwan Hanif.

Di awal karirnya, Ridwan Hanif belajar banyak dari Habibie, seorang penyandang Spinal Muscular Atrophy (SMA) yang kini menjadi digital marketing sukses dan motivator handal.  

"Habibie bukan hanya guru bagi saya, tetapi inspirasi. Dia menunjukkan bahwa keterbatasan bukan alasan untuk berhenti bermimpi. Tanpa dia, saya tidak akan menjadi seperti sekarang." kenang Ridwan Hanif bercerita pada pada kedua anak tersebut. 

Dan setelah panjang lebar bercerita, Ternyata Bernard dan Ariq, dahulu adalah teman satu komunitas dengan Habibie, mengenang saat itu bahwa Habibie awalnya di diagnosa DMD, namun seiring waktu ternyata diagnosanya berubah menjadi SMA.  

Kisah ini mengajarkan satu hal penting, bahwa kehidupan adalah perjalanan, dan bukan penyakit atau kondisi fisik yang menentukan masa depan seseorang, tetapi semangat yang mereka bawa dalam hati.  

Motivasi yang Mengubah Perspektif: "Jika Saya Bisa, Kalian Juga Bisa!" 



Bernard dan Ariq mengagumi kesuksesan Ridwan Hanif, bukan hanya sebagai YouTuber otomotif, tetapi juga sebagai pengusaha yang telah mendirikan showroom mobil Garasi Gubernur di Jalan Solo, Yogyakarta.  

Di tengah perbincangan santai mereka, Ridwan menyampaikan sebuah pesan yang menggetarkan hati, bahwa “Mereka juga bisa mencapai mimpi yang mereka idamkan.” tutur Ridwan

"Kalian tidak boleh berpikir bahwa kondisi kalian adalah batasan. Saya pun memulai dari nol, belajar dari Habibie, dan akhirnya bisa mencapai titik ini. Jika saya bisa, kalian juga pasti bisa!", tutur Ridwan Hanif  memberi motivasi.

Kata-kata itu sontak mengubah pandangan Bernard dan Ariq. Mereka mulai melihat peluang di dunia digital, bukan hanya sebagai penonton, tetapi juga sebagai kreator, sebagai seseorang yang bisa berbicara kepada dunia melalui layar mereka sendiri.  

Dan dari saat itulah, sebuah mimpi baru terlahir, menjadi YouTuber yang bisa menceritakan perjalanan mereka, menyampaikan suara mereka, dan menjadi inspirasi bagi banyak orang lainnya.  

Pesan untuk Anak Disabilitas di Seluruh Indonesia



Momentum May Day 2025 memberikan satu pelajaran penting:  
1.Perjuangan bukan hanya tentang buruh, tetapi tentang setiap orang yang mencari kesempatan yang setara! 
2.Kesetaraan bukan hadiah, tetapi sesuatu yang harus diperjuangkan!  

Bernard dan Ariq ingin berbagi pesan ini bagi anak-anak disabilitas lain di luar sana yang mungkin meragukan diri mereka sendiri:  

"Kami tahu bagaimana rasanya merasa tidak punya kesempatan. Tetapi hari ini kami sadar, batasan terbesar bukanlah kondisi fisik kami, tetapi rasa takut dalam diri kami. Jika kami bisa mengambil langkah pertama, kalian juga bisa!" ujar Bernard dan Ariq  

Mereka ingin mengajak anak-anak disabilitas lain untuk percaya pada mimpi mereka, untuk berani melangkah keluar dari zona nyaman, dan mulai membangun masa depan dengan cara mereka sendiri.  

“Tidak perlu menunggu keadaan sempurna. Kesempatan itu harus diciptakan, bukan hanya ditunggu.” papar mereka bersamaan  

Perjuangan yang Lebih Luas dari Sekadar Pabrik dan Jalanan 



May Day sering dikaitkan dengan perjuangan kelas pekerja, tetapi sebenarnya perjuangan itu mencakup sesuatu yang lebih luas, perjuangan untuk kesetaraan, pengakuan, dan kesempatan bagi semua orang.  

Nurbertus orang tua Bernard mengatakan “Hari ini, Bernard dan Ariq telah mengambil langkah pertama dalam perjalanan mereka menuju mimpi besar. Hari ini, mereka belajar bahwa inspirasi bisa datang dari siapa saja, dari seorang YouTuber yang dulunya berjuang dari nol, dari seorang digital marketing yang menolak menyerah pada kondisi fisiknya, dan dari diri mereka sendiri yang berani mengambil langkah pertama. Semoga perjumpaan dengan youtuber idolanya hari ini bisa memompa  semangat mereka untuk terus berjuang,” terang Nurbertus  

“Batasan ada, tetapi tidak boleh menjadi alasan untuk berhenti!  
May Day bukan hanya perjuangan buruh, tetapi juga perjuangan setiap orang yang berusaha mendapatkan tempatnya di dunia!” pungkas Nurbertus memberikan motivasi pada Bernard dan Ariq, mereka adalah sahabat seperjuangan yang sama-sama mulai bangkit dan berusaha keras mewujudkan mimpi-mimpinya. 

Semoga apa yang menjadi cita-cita mereka bisa terlaksana dan terkabulkan seiring dengan kegigihannya dalam memperjuangkan mimpi, Amin”.

( Pitut Saputra )

Posting Komentar