gr Adian Napitupulu Anggota DPR RI Komisi V siap Mengetuk Palu. "Ini Perjuangan Hidup atau Mati bagi Keluarga Driver"


Adian Napitupulu Anggota DPR RI Komisi V siap Mengetuk Palu. "Ini Perjuangan Hidup atau Mati bagi Keluarga Driver"

Daftar Isi

 Adian Napitupulu Anggota DPR RI Komisi V Siap Mengetuk Palu: “Ini Perjuangan Hidup atau Mati bagi Keluarga Driver!”


Jakarta – Suasana di Graha Pena98 Jl.HOS Cokroaminoto No.115, Menteng  mendadak berubah menjadi medan pertempuran gagasan dan harapan. Tidak ada pedang, tidak ada peluru, tapi suara-suara lantang dari hati nurani para wakil rakyat dan driver ojek online menggema seperti genderang perang. Hari itu, bukan sekadar rapat. Itu adalah momen ketika perjuangan menuju keadilan sosial bagi para pengemudi ojol mencapai titik didihnya.


Badan Aspirasi Masyarakat Anggota DPR RI Komisi V Adian Napitupulu menyatakan tekad bulat untuk memperjuangkan revisi besar-besaran sistem kemitraan antara driver dan aplikator. Targetnya jelas: potongan maksimal 10% untuk aplikator, sisanya kembali kepada mereka yang membanting tulang di jalanan — para driver yang setiap hari melawan panas, hujan, dan risiko nyawa demi sesuap nasi.


“Perjuangan ini bukan lagi soal driver. Ini tentang masa depan anak-anak kami, tentang apakah mereka bisa sekolah besok, atau harus ikut turun ke jalan mencari rezeki 


 "Seorang anggota DPR- RI dari PDI Perjuangan dengan suara bergetar. Tangannya mengepal, suaranya menggelegar seakan membelah ruangan. “Kalau palu ini diketok, maka 20 juta jiwa akan merasakan angin perubahan. Ini bukan angka. Ini nyawa, ini harapan!”


Angka 20 juta bukan asal sebut. Dengan asumsi 5–10 juta driver aktif di seluruh Indonesia, ditambah keluarga yang bergantung pada mereka, DPR menegaskan perjuangan ini mencakup seperlima penduduk negeri. “Ini bukan hanya keputusan politik. Ini adalah keputusan yang menentukan apakah besok mereka makan atau kelaparan, tinggal atau diusir dari kontrakan,” lanjutnya.


Namun jalan belum sepenuhnya terbuka. Rintangan pertama: meyakinkan 48 anggota Komisi V DPR. “Kami siap berjuang. Tapi kami tidak bisa sendiri. Jika teman-teman driver hanya diam, tidak menyuarakan, tidak menyebarkan aspirasi ini, maka kita sedang berjalan ke jurang dengan mata tertutup.”


Seruan itu pun menggema. Ia meminta agar semua percakapan ini disebarluaskan. “Posting! Viralkan! Jangan simpan sendiri. Kita sedang menyalakan obor harapan, dan obor ini harus menyala di seluruh penjuru negeri.”


Rencana besar pun digelar. Beberapa perwakilan driver akan diundang untuk memperkuat data dan argumentasi. “Kami butuh amunisi, bukan peluru, tapi angka dan suara. Suara rakyat yang tidak bisa dibungkam!”


Rapat ditutup bukan dengan kata-kata, tapi dengan semangat yang membara. Di ruangan itu, tidak ada lagi sekadar wakil rakyat atau warga. Yang ada hanya satu: pejuang kemanusiaan yang sedang menyusun strategi melawan sistem yang dianggap telah menindas terlalu lama.


“Perjuangan ini belum selesai,” katanya menutup. “Tapi jika kita berjalan bersama, palu keadilan akan segera diketok. Dan ketika itu terjadi, langit bagi 20 juta jiwa akan berubah warna


*Cornelius*


Posting Komentar