Dian Kuncoro, Ketua Umum APLCNGI Jadi Narasumber Workshop & Peluang Bisnis HIPMI 2025
Angkat Tema “Peluang Kolaborasi Bisnis BBM dan Gas Bersama Pengusaha Muda”
Jakarta, — Dalam rangka mendorong strategi kolaborasi antar pelaku usaha muda di sektor energi, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) menyelenggarakan kegiatan Workshop & Business Opportunity 2025 dengan tema “Peluang Kolaborasi Bisnis BBM dan Gas Bersama Pengusaha Muda”.Acara ini diselenggarakan pada hari Selasa (21/10/2025) yang bertempat The Glass Gallery, Menara Sunlife Lt.6
Jl. Mega Kuningan Barat No.2, Kuningan Timur, Jakarta Selatan.
Kegiatan ini menghadirkan Eko Ricky Susanto Direktur Pemasaran Regional. PT. Pertamina Patra Niaga, Roy Darmawan Wakil Direktur Utama BP-AKR, Dian Kuncoro Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Liquid Compressed Natural Gas Indonesia (APLCNGI), sebagai salah satu narasumber utama yang memberikan wawasan mendalam terkait potensi dan tantangan bisnis energi“Sektor energi bukan hanya milik korporasi besar.
Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) memiliki peluang besar untuk ikut terlibat melalui inovasi, efisiensi distribusi, dan strategi kolaborasi. Inilah saatnya membangun kemandiran energi nasional.
khususnya pada sektor bahan bakar minyak (BBM) dan gas. Dalam paparannya, Dian Kuncoro menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor antara HIPMI Himpunan Pengusaha Muda Indonesia, pelaku distribusi energi, serta pemerintah untuk menciptakan ekosistem bisnis yang sehat dan berkelanjutan.
“Sektor energi bukan hanya milik korporasi besar. Pengusaha muda memiliki peluang besar untuk ikut terlibat melalui inovasi, efisiensi distribusi, dan strategi kolaborasi. Inilah saatnya kita bersatu membangun kemandirian energi nasional,” ujar Dian Kuncoro.
Peluang Investasi dan Keuntungan
Dian juga memaparkan bahwa sektor ini terbuka luas bagi investor muda, dengan potensi keuntungan yang menjanjikan.
“Skema investasinya tergantung kapasitas usaha. Untuk transportasi gas, misalnya, investasi truk bisa mulai dari Rp100 juta hingga Rp2 miliar, sementara kapal bisa di atas Rp10 miliar. Tingkat pengembalian investasi (IRR) berada di kisaran 11–12 persen, dengan masa balik modal sekitar 4–5 tahun,” ungkapnya.
Namun, ia menegaskan bahwa calon pengusaha yang ingin terjun ke bisnis gas bumi perlu memiliki izin resmi.
“Untuk menjadi pelaku usaha CNG atau LNG, wajib memiliki izin niaga yang dikeluarkan BKPM dengan verifikasi dari Kementerian ESDM melalui Ditjen Migas,” kata Dian.
Mendorong Energi Nasional Tanpa Ketergantungan Impor
Selain aspek bisnis, Dian menyoroti pentingnya optimalisasi gas bumi untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor energi.
“Indonesia punya sumber daya gas bumi yang berlimpah. Kalau kita bisa memanfaatkannya dengan baik, kita bisa kurangi impor BBM maupun LPG. Ini bukan hanya soal bisnis, tapi soal kemandirian energi nasional,” ujarnya.
Workshop ini juga menjadi wadah bagi peserta untuk menjalin jaringan bisnis, memperluas mitra usaha, dan menggali potensi kerja sama di bidang distribusi BBM, pengelolaan gas, hingga inovasi energi terbarukan.
Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) menilai bahwa peran APLONGI sebagai asosiasi yang menaungi pelaku usaha minyak dan gas nasional sangat penting dalam mengedukasi serta membuka akses bisnis bagi pengusaha muda yang ingin terjun di sektor tersebut.