AIR MATA MUALAF Tayang 27 November 2025 KETIKA KELUARGA DAN KEYAKINAN MENJADI JALAN PILIHAN, BUKAN SEKADAR WARISAN

AIR MATA MUALAF Tayang 27 November 2025

KETIKA KELUARGA DAN KEYAKINAN MENJADI JALAN PILIHAN, BUKAN SEKADAR WARISAN 



Persembahan Merak Abadi Productions dan Suraya Filem Malaysia secara resmi meluncurkan trailer dan poster resmi film Air Mata Mualaf dalam konferensi pers yang diadakan pada Senin, 27 Oktober 2025 di XX! Plaza Senayan, Jakarta. 


Peluncuran ini menjadi langkah awal memperkenalkan kepada publik sebuah film drama keluarga yang hangat dan reflektif tentang keluarga, cinta, dan keberanian memilih jalan hidup sendiri. Sejak detik pertama, trailer menampilkan emosi yang tenang namun kuat. Air Mata Mualaf tidak menonjolkan perubahan keyakinan sebagai momen dramatis, melainkan menampilkan bagaimana keluarga, cinta, dan pencarian jati diri saling mendorong dalam perjalanan seorang perempuan yang berani menentukan arah hidupnya sendiri. 


Film ini mengajak penonton memahami bahwa keyakinan—baik spiritual, prinsip hidup, maupun nilai-nilai pribadi—bukan sesuatu yang otomatis diwariskan. Setiap orang yang lahir dalam lingkungan yang membentuknya, tetapi pada akhimya, kita semua sampai di titik di mana harus memilih: "Apakah ini benar-benar jalan seumur hidup? Atau hanya kebiasaan yang diwariskan?" 



Air Mata Mualaf adalah tentang keberanian untuk berkata: “Ini adalah Jalan Pilihanku.” 


Pilihan yang mungkin berbeda, namun tetap lahir dari cinta. Konflik yang tergambar dalam trailer tidak dihadirkan secara hitam-putih. Hubungan Anggie (Acha Septriasa) dengan ibunya (Dewi Irawan) penuh kasih, namun juga sarat tekanan. Bukan karena mereka saling menolak, melainkan karena mereka sama-sama takut kehilangan. Di sinilah kekuatan utama fim ini, tidak menghakimi, tetapi menggambarkan kondisi keluarga secara jujur ​​dan lembut. 


Sutradara Indra Gunawan menjelaskan bahwa film ini adalah perjalanan kedewasaan seseorang dalam memilih, bukan sekadar kisah perpindahan keyakinan. 


"Bagi saya, iman bukan sesuatu yang diwariskan begitu saja. Iman adalah hasil dari perjalanan batin yang panjang. Dan ketika seseorang memilih mengemudi sendiri, di situlah kedewasaan lahir. Keluarga bisa menjadi tempat paling hangat, tetapi tempat di mana pilihan kita diuji. Di titik itulah nilai istiqomah benar-benar terasa—bukan soal agama saja, tapi soal keberanian untuk tetap setia juga pada jalan yang diyakini." 


Sebagai pemeran utama, Acha Septriasa mengaku sangat terhubung dengan karakter Anggie karena kisahnya terasa dekat dengan kehidupan siapa pun. 


"Anggie tidak melawan keluarganya. Dia mencintai ibunya, tapi juga menyelamatkan kebenaran yang ia temukan sendiri. Konfik ini sangat relevan karena setiap orang pada akhimya akan sampai di titik di mana mereka harus memilih jalan hidupnya sendiri. 



Menurut saya, Air Mata Mualaf berbicara tentang keberanian untuk jujur ​​pada diri sendiri tanpa kehilangan cinta terhadap keluarga.” 


Sementara itu. Dewi Irawan yang memerankan sosok ibu Anggie mengaku terasa sangat pribadi. 


“Saya punya anak perempuan, dan ketika membaca naskahnya, saya langsung merasa dekat dengan cerita. Suatu saat nanti, mungkin anak saya juga akan membuat pilihan yang berbeda dengan saya—dan itu bukan hanya soal agama, tapi soal bagaimana karena anak mencari jati dirinya sendiri. 


Air Mata Mualaf mengingatkan saya bahwa cinta seorang ibu juga berarti belajar menerima.” 


Aktor Rizky Hanggono, yang berperan sebagai bagian dari lingkaran keluarga Anggie, juga mengakui kedalaman cerita film ini.


"Ada adegan satu pertengkaran antara karakter saya dan Anggie yang cukup emosional. Setelah syuting selesai, saya langsung teringat pada adik perempuan saya sendiri. Rasanya seperti diingatkan lagi bahwa di balik setiap perbedaan pandangan dalam keluarga, selalu ada kasih yang tidak bisa hilang begitu saja." 


Produser Dewi Amanda menegaskan bahwa film ini dibangun dari sudut pandang keluarga, bukan dari sudut pandang keagamaan yang sempit.


“Air Mata Mualaf bukan film yang menggurui. Ini film tentang manusia.

Tentang anak 

yang ingin didengar Tentang orang tua yang takut kehilangan .Tentang bagaimana perbedaan dalam keluarga bukanlah akhir, tapi awal dan proses saling memahami. Menjadi berbeda itu berat. tapi ketika kita istqomah—kita bisa tetap berjalan tanpa membenci.” 


Secara visual, trailer menampilkan keseharian yang akrab dan intim: ruang makan keluarga, perjalanan pulang malam, pertengkaran yang menyimpan luka besar. hingga saat hening ketika seseorang bertanya dalam hati, “Apakah saya berhak memilih jalanku sendiri?” Air Mata Mualaf tdak hanya menghadirkan konfik batin, tetapi juga harapan. Di balik air mata dan pertentangan, kemungkinan besar rekonsiliasi tersimpan—karena keluarga, betapa pun rapuhnya, tetap menjadi tempat untuk pulang. 


Film ini juga menghadirkan kolaborasi lintas negara antara Indonesia, Malaysia, dan Australia, dengan turut menampilkan dua aktor asal Malaysia: Syamim Freida dan Hazman Al-Idrus. 


Kehadiran mereka memberikan nuansa baru dalam cerita, menampilkan bahwa nilai-nilai seperti cinta, keberanian, dan istiqomah bersifat universal—dapat dirasakan oleh siapa pun, di mana pun. 


Disutradarai oleh Indra Gunawan, film ini dibintangi oleh Acha Septriasa, Achmad Megantara, Dewi Irawan, Rizky Hanggono, serta aktor lintas negara dari Malaysia dan Australia. 


Diproduksi di Indonesia dan Australia, flim ini menghadirkan sinematografi yang intim dan emosional dengan genre drama, religi, dan keluarga. 


Air Mata Mualaf akan tayang di seluruh bioskop Indonesia mulai 27 November 2025, disusul rilis di Asia Tenggara dan Timur Tengah pada awal Desember 2025.


Trailer dan poster resmi kini dapat disaksikan melalui kanal YouTube Merak Abadi Productions dan seluruh platform media sosial resmi film ini. 


Lebih dari sekedar kisah tentang keyakinan, film ini mengundang penonton untuk merenungkan: Apa jalan pilihanku? Dan beranikah aku menjalaninya dengan istiqomah?

Ayo! Baca Juga
Lebih baru Lebih lama

Tag Terpopuler

Iklan


Iklan



نموذج الاتصال