Meneladani Semangat Para Pahlawan di Hari Kemerdekaan

Meneladani Semangat Para Pahlawan di Hari Kemerdekaan

KLATEN-growmedia-indo.com
Beberapa hari ini tiap sore berlangsung kegiatan dan perlombaan guna menyemarakkan Dirgahayu RI di kampung-kampung maupun di sudut-sudut tanah lapang, aktifitas ini sudah mulai terlihat belakangan hari semenjak bulan di kalender memasuki Agustus. Segenap karang taruna ataupun muda mudi desa dan para pegiat kreatif saling mengisi bulan Agustus dengan berbagai kegiatan kreatif untuk menyemarakkan Dirgahayu RI ke 80 tahun (06/08/2025).
 
Puncaknya pada tanggal 17 Agustus mendatang, aktifitas kita juga akan berhenti sejenak untuk mengingat jasa para pahlawan yang rela berkorban jiwa dan raga demi tanah air. Mengheningkan cipta pada saat itu bukan sekadar ritual, melainkan refleksi mendalam atas tekad dan keberanian mereka. Dengan mengenang para pahlawan, kita menautkan masa kini dan masa depan pada pondasi perjuangan yang dibangun atas darah dan keringat. Kesadaran ini meneguhkan komitmen bersama untuk terus menjaga kedaulatan dan harga diri bangsa.

Para pahlawan bukan hanya ikon sejarah, melainkan teladan nilai kejujuran, keberanian, dan pengabdian. Semangat mereka menuntun kita untuk merawat persatuan di tengah perbedaan, memiliki komitmen tanpa pamrih, dan memperjuangkan keadilan sosial. Nilai-nilai ini harus diwarisi setiap generasi agar api perjuangan tak pernah padam. Dengan meneladani hal tersebut, kita membuktikan bahwa kemerdekaan bukan hadiah semata, melainkan tanggung jawab abadi untuk membangun negeri.

Sejak pagi hingga sore ini, terlihat di desa-desa ramai dengan berbagai lomba yang digelar untuk anak, pemuda, ibu-ibu, bapak-bapak, serta kelompok karang taruna. Mulai dari panjat pinang yang menuntut keberanian dan kerjasama, lomba tarik tambang yang menguji kekompakan, hingga balap karung yang menghadirkan tawa di tengah persaingan sehat. Tersedia pula agenda cerdas cermat anak remaja, menghitung poin sambil menumbuhkan rasa percaya diri, serta lomba kebersihan yang mendorong tanggung jawab warga dan lingkungan. Semua lomba ini mencerminkan semangat gotong royong dan kegembiraan dalam merayakan kemerdekaan.

Uul salah seorang pemuda kampung yang sekaligus juga bagian dari kepanitiaan lomba Agustusan kampung di Kuncen, Delanggu, Klaten memaparkan pada awak media. Agustus tahun ini banyak sekali lomba yang digelar di berbagai desa sekitar Delanggu diantaranya 

- Panjat pinang: simbol tantangan, gotong royong, dan keberanian menaklukkan rintangan  
- Tarik tambang: perlambang persatuan untuk meraih tujuan bersama  
- Lomba balap karung: pelajaran penting tentang fokus, keseimbangan, dan tawa sehat  
- Makan kerupuk dan bakiak: permainan perjuangan ringan yang menguji kegigihan  
- Parade budaya atau kirab bendera: memperkuat identitas lokal, menampilkan ragam tarian dan kostum tradisional 
- Dan banyak lagi lainnya.

Untuk daerah kampung saya sendiri meski tak semegah daerah yang lain namun juga tetap ada beberapa kegiatan seperti lomba pecah balon anak, lomba memancing umum, gerak jalan sehat warga, gotong royong kampung dan aneka kegiatan lainnya. Setiap lomba mengandung makna mendalam sebagai cermin perjuangan bangsa. Solidaritas tumbuh ketika peserta saling mendukung, mengajarkan jiwa saling menopang seperti pahlawan di medan laga. Disiplin terasah lewat aturan lomba yang ketat, memupuk rasa tanggung jawab terhadap tugas. Kesempatan untuk tertawa bersama memperkuat ikatan sosial antarwarga, menghapus sekat usia, profesi, dan latar belakang.” papar Uul.


Lebih lanjut dikatakan “Lomba bukan sekadar ajang hiburan, melainkan guru kehidupan yang membentuk karakter. Sportivitas mengajarkan menerima kemenangan dan kekalahan dengan lapang dada. Kreativitas muncul saat warga membuat dekorasi lomba atau merancang strategi terbaik. Tradisi lokal kembali hidup, memperkaya ingatan kolektif tentang warisan budaya. Nilai toleransi teruji ketika saling menghormati lawan tanding dan menghargai keberhasilan kelompok lain.” jelasnya.

“Generasi muda adalah estafet yang wajib memikul nyala perjuangan. Pengalaman menggenggam bendera, berlomba, dan merayakan bersama memberikan pelajaran konkret tentang pengabdian untuk negeri. Nilai keadilan, keberanian, dan semangat gotong royong tertanam sejak lomba sederhana di lapangan desa. Dengan memahami hak dan kewajiban, mereka menjadi agen perubahan yang mampu membawa cita-cita proklamasi ke ranah nyata pembangunan.” ujarnya.

Uul juga menyoroti “Kemerdekaan dan kesejahteraan bangsa bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan milik kita semua. Menjaga kedaulatan perlu diwujudkan dalam tindakan sehari-hari, menghargai hukum, merawat lingkungan, serta berkontribusi pada kemajuan sosial ekonomi. Ketika setiap individu maupun kelompok berperan aktif, gotong royong berjalan mulus dan negeri ini kian maju. Jiwa nasionalisme harus terus dipupuk agar cinta tanah air bukan hanya slogan, melainkan landasan dari tindakan nyata.” ungkapnya.

Terakhir menanggapi persoalan yang marak belakangan ini terkait pengibaran bendera one piece dirinya menyatakan “Sebagai sebuah ekspresi kreativitas saya rasa tidak ada masalah, namun jangan sampai terjebak dalam narasi sesat yang sempit terkait fanatisme dan upaya-upaya pecah belah di masyarakat. Meskipun narasi keraguan muncul terhadap kinerja penguasa, belakangan ini melalui fenomena pengibaran bendera one piece yang ramai diberitakan diberbagai media. kita tidak boleh larut berlebihan dalam euphoria dan terjebak fanatisme yang menutup peluang dialog. Jadikan dasar cinta Indonesia sebagai denyut nadi di setiap kritik yang kita sampaikan. Kebijakan yang belum berpihak dan merata memerlukan masukan dari seluruh elemen bangsa, bukan sekadar komplain pasif. Kritik konstruktif dengan cara santun dan berbudaya timur akan lebih membuka pintu perbaikan, memperkuat akuntabilitas, dan mendekatkan pemerintah pada kebutuhan rakyat.” terang Uul.

Agustus tahun ini memang menyuguhkan agenda paling sibuk setiap sore di desa dan kota. Beragam lomba, pawai, serta pasar rakyat digelar bergantian mengajak masyarakat untuk turun tangan. Jangan hanya menjadi penonton, jadilah pelaku sejarah yang menulis lembar baru kebangsaan. Jika bukan kita yang meneruskan tongkat estafet, siapa lagi? Dengan penuh semangat nasionalisme dan jiwa patriotik, mari rayakan Dirgahayu Republik Indonesia ke 80 tahun ini dengan riang gembira, dan tanggung jawab. memperteguh persatuan demi masa depan yang lebih gemilang.

( Pitut Saputra )
Ayo! Baca Juga

Pitut Saputra

Wartawan || Seniman || Freelance Adventure

Lebih baru Lebih lama

Tag Terpopuler

Iklan


Iklan



نموذج الاتصال