Pesantren Hidayatussalikin Teguhkan Semangat Nasionalisme Santri di Hari Santri Nasional 2025

Pangkalpinang,Growmedia,indo,com—
Dalam suasana penuh khidmat dan semangat keislaman, Pondok Pesantren Hidayatussalikin di Jalan Pasir Padi, Kelurahan Temberan, Kota Pangkalpinang, menggelar serangkaian kegiatan dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2025. Selasa (22/10/2025).

Peringatan yang dipimpin langsung oleh KH. A. Ja’far Shidiq, pimpinan pesantren tersebut, menjadi momentum istimewa bagi para santri untuk meneladani perjuangan para ulama dan pendahulu mereka yang telah berkorban demi tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).


Rangkaian acara dimulai pada Selasa, 21 Oktober 2025 selepas salat Maghrib dengan khataman Al-Qur’an 30 juz yang diikuti oleh seluruh santri. Kegiatan dilanjutkan selepas salat Isya dengan istighosah bersama, pembacaan Yasin, Tahlil, dan Kitab Maulid Dibai’, sebagai bentuk doa untuk para ulama, santri, serta para Muassis Nahdlatul Ulama (NU), terutama KH. Muhammad Hasyim Asy’ari, sang penggagas Resolusi Jihad 22 Oktober 1945.

Tak berhenti di situ, para santri juga membaca Kitab Adabul ‘Alim wal Muta’allim, karya monumental KH. Hasyim Asy’ari yang mengajarkan adab dan etika antara guru dan murid. Kegiatan ini menjadi simbol bahwa Hari Santri bukan hanya perayaan, tetapi juga refleksi nilai-nilai keilmuan dan keteladanan ulama.

Puncak peringatan digelar pada Rabu, 22 Oktober 2025, dengan upacara Hari Santri Nasional yang berlangsung di halaman Pondok Pesantren Hidayatussalikin Putri. Upacara berlangsung khidmat, diwarnai semangat nasionalisme dan kebanggaan santri terhadap peran pesantren dalam membangun moral serta karakter bangsa.

KH. A. Ja’far Shidiq dalam pesannya menyampaikan, Hari Santri harus dimaknai sebagai momentum untuk memperkuat sinergi antara nilai keislaman dan kebangsaan, serta menumbuhkan kesadaran bahwa santri adalah bagian penting dalam menjaga keutuhan dan
kedaulatan bangsa.
“Santri bukan hanya belajar agama, tetapi juga belajar menjadi manusia yang bermanfaat bagi umat dan negara. Di pesantren ini, kami mendidik mereka agar siap menjadi apapun dalam karir dan pengabdian, dengan landasan ilmu dan akhlak,” ujarnya.

Pondok Pesantren Hidayatussalikin memang dikenal memiliki sistem pendidikan terpadu. Selain mengajarkan ilmu agama, pesantren ini juga menyediakan pendidikan formal melalui MI Tahfidz, SMP Modern (mondok dan non-mondok), MTs, dan Aliyah, yang memadukan kurikulum umum dan keislaman.

Bagi pesantren, Hari Santri merupakan pengakuan atas kontribusi besar pesantren dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan moral bangsa. Sementara bagi para santri, hari ini adalah momentum spiritual dan historis untuk menumbuhkan semangat jihad keilmuan, rasa bangga menjadi santri, serta tekad melanjutkan perjuangan para ulama.

Hari Santri juga memiliki makna simbolis sebagai perpaduan antara keislaman dan keindonesiaan—bahwa menjadi santri berarti menjadi bagian dari perjuangan bangsa. Semangat itu kini terus hidup di dada para santri Hidayatussalikin yang siap berkontribusi, berilmu, dan berakhlak mulia untuk agama dan tanah air. (KBO Babel)

Ayo! Baca Juga
Lebih baru Lebih lama

Tag Terpopuler

Iklan


Iklan



نموذج الاتصال