gr Yupi Let's Speak Up Kembali Sosialisasi Bullying di Delanggu.


Yupi Let's Speak Up Kembali Sosialisasi Bullying di Delanggu.

Daftar Isi
Yupi Let's Speak Up Kembali Sosialisasi Bullying di Delanggu.

KLATEN-growmedia-indo.com
Minggu ini, tepatnya Selasa, 17 Juni 2025, menjadi hari yang berkesan bagi dunia pendidikan di Delanggu dan Juwiring, Klaten (17/06/2025).

Tim Edukasi Yupi Let's Speak Up Kembali hadir di sekolah dasar setempat sebagai bagian dari program "Road to School Serentak" di Indonesia. Kegiatan ini dirancang untuk memberikan pemahaman mendalam tentang bahaya bullying serta bagaimana cara menghadapinya. Dengan latar belakang sebagai produsen permen yang mengusung nilai-nilai kelezatan sari buah dan semangat kesehatan, Yupi hadir tidak hanya sebagai brand, melainkan sebagai mitra strategis dalam mewujudkan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi anak-anak.



Sedari pagi, suasana di lingkungan SDN 1 Tlobong Delanggu telah dipenuhi oleh antusiasme. Tim Edukasi Yupi memulai persiapan dengan semangat tinggi guna mengadakan sosialisasi mengenai bullying. Target utamanya adalah ratusan siswa dari kelas 1 hingga kelas 6 yang berkumpul dengan rasa ingin tahu yang besar. Di tengah hiruk pikuk persiapan, kehadiran tim ini menciptakan aura positif yang langsung dirasakan oleh seluruh civitas sekolah. Suasana yang sempat tegang akibat beberapa laporan terkait kasus bullying di sekolah-sekolah dasar Indonesia, kini mulai berubah, mengingat inisiatif ini seakan membuka mata semua pihak akan pentingnya peran aktif dalam menciptakan lingkungan belajar yang bebas dari kekerasan.

Kepala Sekolah SDN 1 Tlobong, Budi Nugroho, menyatakan sambutan hangat terhadap program ini. Menurutnya, inisiatif dari produsen permen Yupi yang mengedepankan kepedulian terhadap anak, sebagai generasi penerus bangsa, sangat relevan dengan program pemerintah Kabupaten Klaten untuk menekan angka kekerasan di sekolah. 



“Kami di sini menyadari betul bahwa mengatasi bullying wajib dilakukan sedini mungkin, bahkan di tingkat sekolah dasar. Kami mengapresiasi komitmen dan sinergitas yang ditunjukkan Yupi dalam membawa perubahan positif bagi siswa-siswi kami,” tutur Budi Nugroho sambil tersenyum lebar menyambut team edukasi Yupi.

Dukungan nyata terkait kekerasan dan wawasan kebangsaan pada lingkungan sekolah juga datang dari berbagai pihak. Bahkan Bupati Klaten Hamenang Wajar Ismoyo sendiri kemarin sempat terlihat turun langsung, membuka dan memimpin kegiatan pada hari pertama program anti kekerasan di sekolah-sekolah menengah atas sekitar Klaten, ini adalah sebuah bukti bahwa program yang integratif ini tidak hanya sekedar tutur kata, melainkan sebuah komitmen bersama untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi siswa dan pelajar sekolah.

Keseriusan penanganan bullying dan kekerasan pada siswa tidak hanya berhenti di SDN 1 Tlobong, Delanggu Kepala sekolah SD Negeri Pundungan, Juwiring, Rahayu Purwaningsih, juga menunjukkan antusiasmenya saat menerima kunjungan tim Edukasi Yupi di sekolahnya. Dirinya mengungkapkan bahwa tingginya angka kasus bullying di kalangan siswa sekolah dasar menjadi keprihatinan dan perhatian khusus baginya. 



“Kami percaya bahwa edukasi tentang bullying merupakan langkah preventif yang harus dilakukan sejak dini. Program seperti Yupi Let's Speak Up sangat membantu anak-anak untuk mengenali, memahami, dan melaporkan tindakan bullying yang terjadi di sekitarnya,” ungkap Rahayu dengan penuh keyakinan. 

Menurutnya, sosialisasi ini tak hanya menyalurkan pengetahuan, melainkan juga mengajarkan sikap proaktif pada setiap anak, sehingga mereka bisa berani bertindak dan berbicara maupun melaporkan bilamana terjadi kasus bullying serta terhindar menjadi korban kekerasan, ini sangat penting mengingat anak adalah penerus perubahan, menuju lingkungan yang lebih aman dan suportif.

Dalam setiap sesi sosialisasi, materi yang disampaikan team edukasi Yupi tidak hanya berfokus pada pemahaman mengenai definisi dan dampak bullying, tetapi juga mengajarkan cara-cara efektif melaporkan kejadian bullying. Adanya pendekatan interaktif dan penggunaan metode yang menyenangkan membuat anak-anak tampak lebih antusias. 



Mereka diajak untuk berpartisipasi melalui diskusi kelompok, roleplay, dan tanya jawab yang diarahkan agar informasi terserap dengan baik. Hal ini sangat sesuai dengan pendekatan edukasi modern yang mengutamakan partisipasi aktif siswa, agar mereka merasa dihargai dan diyakinkan bahwa setiap suara memiliki nilai untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif.

Program Yupi Let's Speak Up ini juga memiliki visi jangka panjang. Di balik kegiatan sosialisasi, tersimpan harapan agar tidak hanya sampai pada penyuluhan semata, melainkan diikuti dengan tindakan lanjut yang berkesinambungan. Para pendidik dan pihak terkait diharapkan dapat mengadakan monitoring rutin serta mengembangkan strategi-strategi untuk menekan angka bullying.



Program ini diharapkan menjadi rantai pengikat yang terus mendorong perkembangan positif sikap, perilaku, dan empati di antara siswa. “Kami berharap program ini bisa terus berkembang. Dan semakin banyak sekolah dasar yang mengakomodir kegiatan serupa. Langkah awal seperti inilah yang nantinya akan membentuk karakter anak, agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang peduli dan siap menjadi agen perubahan di lingkungan masing-masing,” tambah Kepala Sekolah SDN Pundungan dengan penuh semangat.

Sinergi antara pemerintah, dinas pendidikan, pihak swasta, kepolisian, dan komunitas sekolah, serta masyarakat dalam ekosistem pendidikan, menunjukkan betapa pentingnya kolaborasi dalam menghadapi masalah bullying dan kekerasan bersama sama.

Keterlibatan setiap elemen masyarakat menciptakan ekosistem yang mendukung upaya pencegahan bullying secara menyeluruh. Pendekatan lintas sektor ini membuktikan bahwa dengan kerja sama dan komitmen nyata, segala keterbatasan yang ada dapat diatasi demi terciptanya lingkungan pendidikan yang aman dan mendukung. 



Terpisah Damang leader dari program Yupi Let’s Speak Up Klaten menuturkan “Gagasan untuk mengadakan sosialisasi ke daerah-daerah sekitar Klaten pada bulan berikutnya merupakan kelanjutan logis dari upaya yang telah dimulai, serta menandakan keberanian dan visi ke depan dari seluruh pihak terkait.” terangnya.

Akhirnya, “Kegiatan ini bukan hanya tentang pengenalan konsep bullying, tetapi juga tentang menanamkan semangat keberanian pada anak-anak untuk berbicara jika mereka melihat atau mengalami kekerasan. Dengan bekal pengetahuan yang didapat, diharapkan para siswa dapat mengenali situasi yang mengancam dan melaporkannya kepada pihak yang berwenang baik di ekosistem sekolah maupun di masyarakat,” ungkapnya 

“Hasil yang diharapkan adalah terciptanya budaya sekolah yang saling menguatkan, di mana setiap anak merasa didengar, dihargai, dan dilindungi. Keberhasilan program ini nantinya akan menjadi contoh positif bagi daerah lain, sehingga bersama-sama kita bisa menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih manusiawi dan inklusif.” tutur Damang.



Lebih lanjut dirinya juga menekankan “Kisah sukses sosialisasi di Delanggu dan Juwiring ini, menggarisbawahi bahwa pendidikan bukan hanya soal transfer ilmu pengetahuan semata, melainkan juga tentang pembentukan karakter anak dan pembinaan sikap saling peduli. Dengan langkah serupa, diharapkan masa depan Indonesia bisa menjadi tempat di mana setiap anak tumbuh tanpa beban ketakutan akan bullying. Energi positif dan kerja sama yang ditunjukkan hari ini merupakan fondasi untuk perubahan besar di masa depan.” paparnya   
  
Kini, dengan semangat yang membara, Yupi Let's Speak Up siap melanjutkan misinya ke daerah-daerah lain, memastikan bahwa setiap suara yang tertindas akan menemukan ruang untuk didengar dan setiap anak mendapatkan perlindungan terbaiknya. Pelajaran dan semangat yang dihasilkan hari ini semoga bisa menginspirasi lebih banyak inovasi dalam dunia pendidikan yang peduli dan manusiawi.

( Pitut Saputra )

Posting Komentar