gr Borobudur Jakarta Gaungkan Semangat Betawi: Pencak Silat Tradisi Jadi Sorotan di Ulang Tahun Jakarta ke-458


Borobudur Jakarta Gaungkan Semangat Betawi: Pencak Silat Tradisi Jadi Sorotan di Ulang Tahun Jakarta ke-458

Daftar Isi
"Borobudur Jakarta Gaungkan Semangat Betawi: Pencak Silat Tradisi Jadi Sorotan di Ulang Tahun Jakarta ke-458"

Jakarta, Juni 2025 — Dalam semangat merayakan HUT ke-458 Kota Jakarta dan rangkaian acara Discover Betawi Park in Kalsel, Hotel Borobudur Jakarta dengan penuh kebanggaan menggelar Pagelaran Pencak Silat Tradisi Betawi, sebuah pertunjukan budaya yang menggugah hati sekaligus menjadi bentuk nyata komitmen terhadap pelestarian budaya lokal.

Kegiatan ini bukan sekadar pertunjukan seni bela diri, namun merupakan bentuk penghormatan terhadap warisan budaya tak benda dunia yang telah diakui oleh UNESCO pada tahun 2019. Pencak Silat tradisi Indonesia, yang dulu kerap dipandang sebelah mata, kini kembali ke panggung kehormatan, bukan hanya sebagai sarana pertahanan diri, tetapi juga sebagai identitas dan kebanggaan budaya nasional.
"Betawi memiliki budaya yang sangat kaya, namun tidak selalu tampak di ruang-ruang publik. Melalui acara ini, kami ingin menegaskan bahwa budaya Betawi harus hadir, tidak hanya di kampung-kampung, tapi juga di ruang-ruang eksekutif seperti ini," ujar salah satu inisiator kegiatan.

Pagelaran ini juga menjadi bentuk kesinambungan dari gerakan budaya yang sudah dimulai sejak 2016, termasuk Tangsi 1000 Pangsi di Car Free Day hingga keterlibatan aktif dalam tim nasional pengusulan pencak silat ke UNESCO. Empat kriteria yang ditetapkan UNESCO adanya pengempu, agenda rutin, komunitas aktif, dan literasi, seluruhnya terpenuhi dalam kegiatan ini.

Hotel Borobudur Jakarta mengambil peran penting sebagai pelestari budaya, bukan hanya menyediakan ruang, tapi juga menciptakan panggung yang memuliakan pencak silat sebagai bagian dari napas kebudayaan bangsa. Diharapkan, langkah ini menjadi inspirasi bagi hotel-hotel dan institusi lain di Jakarta dan Indonesia untuk turut merawat dan mempromosikan budaya lokal dalam ranah modern.
"Betawi itu pohon salam, daunnya tujuh. Budayanya berlapis, indah, dan patut kita rawat bersama," pungkas panitia dengan penuh harap. (Supriadi)

Posting Komentar