Driver Ojek Online Solo Raya Serempak Turun Aksi Ke Jalan
Daftar Isi
Driver Ojol Solo Raya Serempak Turun Aksi Ke Jalan
SURAKARTA-growmedia-indo.com
Driver ojek online di Solo Raya tengah menyongsong momentum Hari kebangkitan Driver Ojol Nasional. Aksi turun ke jalan ini bukan sekadar protestasi, melainkan terobosan nyata untuk menyuarakan nasib dan aspirasi para driver yang selama ini terjebak dalam regulasi yang masih abu-abu (18/05/2025).
Ditemui usai pertemuan dengan pihak keamanan Juru Bicara GARDA Solo Raya Djoko Saryanto menyampaikan “Dengan didukung berbagai daerah, baik kabupaten, kota, maupun pusat, isu penegasan empat tuntutan pokok kini kian mendudukkan diri sebagai agenda penting. Kajian dari Forum Diskusi Transportasi Online Indonesia (FDTOI) turut menyalakan api semangat rekan-rekan, karena di balik tuntutan tersebut tersimpan deretan harapan akan perlindungan dan penghargaan terhadap kerja para driver, baik R2 maupun R4.” ujarnya
Lebih lanjut Djoko Saryanto, menyatakan “Dialog intensif memang telah terjadi antara aparat penegak keamanan dengan komunitas driver, baik di Solo sendiri, maupun Jogja begitupun di daerah lain. Seperti halnya di Solo tadi siang perwakilan kita diundang guna berbincang dengan Kodim Karanganyar, kemarin kita juga ada pertemuan dengan pihak keamanan sehubungan dengan pemberitahuan Aksi di Polresta Surakarta, terang Juru Bicara GARDA Solo Raya.
“Kami memahami bahwa perjuangan para driver bukan sekadar soal tarif, tetapi menyangkut martabat, keamanan, dan eksistensi mereka sebagai ujung tombak transportasi masyarakat. Dialog ini adalah bukti nyata bahwa kepolisian bersama rekan-rekan GARDA Solo Raya berkomitmen mendengarkan aspirasi mereka secara langsung.” tegasnya.
Menurut Djoko, keterbukaan dalam berkomunikasi antar pihak adalah kunci agar aksi yang direncanakan pada 20 Mei 2025 nanti dapat berjalan kondusif. Ia menegaskan bahwa aparat pun mengapresiasi langkah inisiatif driver yang menolak menjadi korban kebijakan eksploitatif.
Pihak Kepolisian menegaskan
“Kami di sini bukan hanya untuk menertibkan, tetapi juga membangun sinergi agar solusi yang dihasilkan nantinya benar-benar berkeadilan,” ujarnya tegas.
Pendekatan ini menunjukkan bahwa aparat tidak selalu terlihat garang dalam menegakkan hukum, melainkan juga peduli pada riwayat perjuangan rakyat kecil yang selama ini diabaikan.
Sementara itu, Ketua Presidium GARDA Solo Raya, Josafat Satrijawibawa, memberikan pandangan yang lebih kritis terhadap regulasi dan kebijakan di sektor ojek online. Dalam pertemuan santai dengan Kodim Karanganyar, Josafat menyampaikan
“Pertemuan tersebut bukan semata membicarakan isu keamanan, melainkan sebagai ruang strategis untuk menyuarakan keluhan dan tuntutan driver. Kami menuntut agar aplikasi tidak lagi digunakan sebagai alat untuk mengeksploitasi mereka yang telah bekerja keras demi menggerakkan roda transportasi masyarakat. Hak asasi mereka harus diakui dan dilindungi.” paparnya.
Josafat menambahkan bahwa semangat “wong cilik” harus mendapat ruang untuk bersuara di tengah arus kebijakan yang sering kali bias. Baginya, dialog terbuka dengan pihak kepolisian dan instansi terkait adalah pondasi untuk membangun kebijakan yang responsif dan adil. Ia juga mengkritik minimnya peran serta pemerintah dalam merumuskan regulasi yang menyeluruh, sehingga pada akhirnya driver harus turun tangan dengan aksi nyata ke jalan sebagai bentuk perlawanan melawan sistem yang dinilai eksploitatif.
Keduanya sepakat bahwa aksi turun ke jalan pada 20 Mei nanti harus dijalankan dengan disiplin tinggi dan penuh tanggung jawab. Di Solo Raya, kerjasama antara aparat dan komunitas driver terlihat dari upaya penyediaan perbekalan sederhana, seperti pemberian beberapa kardus air mineral oleh pihak kepolisian yang empati dan ikut mengapresiasi langkah para driver, sekaligus sebagai bentuk dukungan praktis agar bisa sedikit memberikan perhatian pada upaya rekan-rekan dalam penyampaian pendapat di muka umum.
Sikap terbuka dan saling menghargai ini diyakini bisa menjadi modal kebersamaan yang kuat, yang tidak hanya menunjang kelancaran aksi, tetapi juga menyemai benih dialog konstruktif antara driver dengan pemangku kebijakan.
Keempat tuntutan pokok yang diusung terkait :
1. Hapus Program Hemat
2. Naikkan Tarif Jasa Layanan
3. Τetaokan Potongan Aplikasi 10%
4. Sanksi Tegas Bagi Aplikatir Nakal
5. Wujudkan Undang-Undang Transportasi Online
Merupakan cerminan betapa mendalamnya permasalahan yang harus segera diselesaikan. Djoko Saryanto menekankan, “Aksi ini adalah medium bagi driver untuk menyalurkan aspirasi, menolak praktek-praktek yang selama ini merugikan, dan menuntut kejelasan serta keadilan dalam setiap regulasi yang diberlakukan.”
Sedangkan Josafat Satrijawibawa menegaskan pentingnya membangun sistem yang tidak memanfaatkan driver sebagai ‘titik pinggir’ dalam dinamika transportasi online. Keduanya yakin bahwa dengan kesatuan hati dan dukungan dari seluruh elemen masyarakat, solusi yang adil akan segera terwujud dan menjadi tonggak perubahan, dan kebangkitan driver online nasional kearah yang lebih baik.
Keterlibatan aparat, komunitas driver, dan relawan yang bertekad All Out membuktikan bahwa aksi turun ke jalan bukanlah bentuk penyampaian aspirasi semata, melainkan langkah kolaboratif yang mendahulukan dialog dan penyelesaian konflik melalui jalur yang sesuai koridor hukum.
Suara tegas dari Djoko dan Josafat menggemakan harapan agar para pengambil kebijakan di tingkat daerah dan pusat segera menyimak tuntutan driver. Melalui sinergi yang terbina, aspirasi tersebut diharapkan mampu mendorong reformasi regulasi sektor ojek online sehingga nasib “driver online atau wong cilik” semakin terlindungi dan dihargai.
Dengan didorong oleh pandangan strategis kedua tokoh penggerak GARDA Solo Raya, membuktikan bahwa keberanian untuk menyuarakan kebenaran tidaklah mudah, namun harus tetap dipertahankan demi keadilan. Aksi turun ke jalan ini diharapkan menjadi titik balik dalam hubungan antara driver dan pemerintah. Harapan besar lahir dari keyakinan bahwa setiap suara, sekecil apapun, jika disatukan akan mampu merubah wajah kebijakan dan menciptakan sistem transportasi online yang adil, kondusif, dan berdaya guna bagi seluruh lapisan masyarakat.
Keberanian dan opini tegas dari Djoko Saryanto dan Josafat Satrijawibawa tidak hanya menjadi coretan semata, tetapi merupakan seruan nyata untuk keadilan. Gerakan ini menjadi simbol perjuangan driver untuk mendapatkan hak yang sebenarnya dan membuka jalan menuju kebijakan yang berpihak pada kesejahteraan masyarakat.
( Pitut Saputra )
Posting Komentar