gr Solo Menari 2025: Ketika Daun dan Tari Menyatu dalam Gerak


Solo Menari 2025: Ketika Daun dan Tari Menyatu dalam Gerak

Daftar Isi
Solo Menari 2025: Ketika Daun dan Tari Menyatu dalam Gerak  

SURAKARTA-growmedia-indo.com

Ada yang berbeda dalam perhelatan Solo Menari 2025. Tidak sekadar festival tari, tahun ini tema "Daun Menari" menghadirkan dimensi baru, mengajak masyarakat melihat, merasakan, dan menghayati daun sebagai sumber inspirasi gerak. Sabtu (26/04/2025).

Pre-event Solo Menari digelar di Pasar Gede dan Koridor Gatsu, menghadirkan penari dari berbagai daerah yang menyatu dengan dinamika kota. Tidak ada panggung megah, tetapi jalanan menjadi ruang ekspresi, tempat tari berbaur dengan aktivitas sehari-hari.

Tari yang Menghidupkan Alam 


Daun tidak pernah diam. Ia bergerak mengikuti angin, berubah warna mengikuti musim, memberi kehidupan tanpa pamrih. Filosofi ini menjadi inti dari tema Solo Menari 2025, yang menampilkan tari sebagai refleksi dari alam yang selalu bergerak, berubah, dan beradaptasi.  

Direktur Program Solo Menari, Heru Mataya, menjelaskan bahwa festival ini bukan sekadar pertunjukan, tetapi juga ajakan untuk lebih memahami keterhubungan manusia dengan alam melalui tari.  

“Supaya kita mencintai dan merawat alam serta membuka cakrawala kita dalam menghayati daun lewat jalinan gerak tari, serta menjadi sumber inspirasi penciptaan karya tari pada Hari Tari Sedunia 2025,” ujar Heru Mataya dalam pre-event di Pasar Gede Solo.  

Solo Menari tahun ini menantang kita untuk melihat daun bukan sekadar bagian dari pohon, tetapi sebagai filosofi kehidupan yang mengalir selaras dengan lingkungan.

Rangkaian Acara yang Menyatu dengan Alam  


Festival ini tidak hanya berisi pertunjukan tari, tetapi juga menghubungkan seni, edukasi, dan ekonomi kreatif dalam satu ruang eksplorasi. Sejumlah agenda utama yang berlangsung hingga Selasa 29 April 2025 meliputi:  

- Pameran Ecoprint dan Tari Massal di Koridor Ngarsopuro, menghubungkan seni tekstil berbasis alam dengan gerak tari  
- Sarasehan Film dan Tari, mengeksplorasi bagaimana tari hadir dalam media visual  
- Pentas 60 Grup Tari dari berbagai daerah yang membawa warna gerak Nusantara  
- Pasar Kuliner dan Craft di Balai Kota Solo, mendorong pelaku UMKM dalam ekonomi kreatif  

Tak hanya itu, program Jelajah Daun menawarkan perspektif baru tentang hubungan antara tumbuhan, seni, dan gaya hidup.  

“Jelajah Daun bukan hanya eksplorasi seni, tetapi juga perpaduan antara sains, budaya, dan ekologi,” jelas Heru Mataya, menegaskan bagaimana festival ini menjadi wadah bagi kesadaran ekologis melalui seni.  


Solo di Panggung Dunia  


Sebagai Kota Kreatif dalam bidang Craft dan Folk Art yang baru saja mendapat pengakuan UNESCO, Solo terus memperkuat posisinya sebagai pusat budaya yang mendunia.  

Puncak acara Solo Menari 2025 akan digelar pada Selasa 29 April 2025 bertepatan dengan Hari Tari Sedunia, dibuka oleh Wali Kota Solo, Respati Ardi, sebagai bentuk dukungan terhadap perkembangan seni dan ekonomi kreatif di Solo.  

Momentum ini bukan hanya milik dunia tari, tetapi juga kesempatan bagi Solo untuk semakin memperkenalkan kekayaan budayanya ke kancah global.  

Daun, Tari, dan Kesadaran Baru 

 

Solo Menari 2025 mengajak kita untuk memandang tari bukan hanya sebagai seni, tetapi sebagai gerakan yang menyatu dengan alam. Tema "Daun Menari" menghadirkan refleksi bagaimana manusia bisa belajar dari alam, dari daun yang selalu bergerak tetapi tetap memberi kehidupan.  

“Tari bukan sekadar ekspresi estetika, tetapi juga cara kita memahami dunia, menghubungkan alam dengan jiwa, dan menyuarakan pesan tentang keberlanjutan.” Pungkas Heru. 

Ketika daun menari, kehidupan terus bergerak. Solo Menari 2025 bukan sekadar perayaan, tetapi ajakan untuk menghayati dan menjaga harmoni alam.

( Pitut Saputra )

Posting Komentar