gr Ojek Online Menanti Ketegasan Pemerintah Dalam Mengatasi Carut Marut Persoalan Ojol


Ojek Online Menanti Ketegasan Pemerintah Dalam Mengatasi Carut Marut Persoalan Ojol

Daftar Isi
Ojek Online Menanti Ketegasan Pemerintah Dalam Mengatasi Carut Marut Persoalan Ojol  

SURAKARTA-growmedia-indo.com 
Malam ini berlangsung pemantapan aksi yang digelar GARDA Solo Raya di wedangan Punggawan, Banjarsari Surakarta. Sudah lebih dari 10 tahun, ojek online menjadi bagian penting dari mobilitas masyarakat Indonesia. Namun, hingga saat ini ribuan pengemudi ojek online (ojol) masih berada dalam ketidakpastian, menghadapi berbagai kebijakan yang sering berubah tanpa mempertimbangkan kesejahteraan mereka. Karenanya GARDA Solo Raya melakukan Pemantapan Aksi untuk bergerak bersama turun aksi ke jalan menuntut kejelasan nasib (28/04/2025).

Pada 20 Mei 2025 mendatang, para pengemudi dari berbagai daerah juga bersiap melakukan aksi serentak, dalam aksi kebangkitan transportasi online Indonesia menuntut pemerintah agar lebih tegas dan hadir dalam menyelesaikan permasalahan yang telah berlarut-larut. GARDA Solo Raya bersama jaringan pengemudi dari Eks Karesidenan SUBOSUKOWONOSRATEN (Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, dan Klaten) ikut mengambil peran utama dalam gerakan ini.  

Sampai Kapan Pemerintah Akan Berdiam?

Menurut Hanafi, Koordinator Aksi Lapangan GARDA Surakarta, pemerintah tidak bisa terus berdiam diri sementara jutaan pengemudi masih terjebak dalam sistem yang tidak berpihak kepada mereka.  

Kami sudah 10 tahun berkontribusi dalam industri transportasi online, tetapi kami tetap diperlakukan seperti pekerja tanpa hak. Kami ini bagian dari masyarakat Indonesia, kami berhak mendapatkan perlindungan dan regulasi yang berpihak kepada kami,” tegas Hanafi.  

Djoko Saryanto, Penasihat GARDA Solo Raya, turut menyampaikan kekecewaannya terhadap sikap pemerintah yang selama ini kurang memberikan solusi konkret bagi para pengemudi.  

"Setiap tahun, pengemudi ojol menghadapi tantangan baru tanpa adanya kepastian hukum. Pemerintah seharusnya menjadi pengayom masyarakat, bukan sekadar pengamat yang membiarkan kesenjangan ini terus terjadi. Sekarang saatnya tindakan, bukan sekadar wacana," ujar Djoko.  

Mengapa Aksi Ini Harus Terjadi?  

Dalam sistem transportasi online saat ini, ketidakadilan menjadi hal yang terus berulang. Tarif rendah, kebijakan sepihak dari aplikator, serta kurangnya regulasi yang melindungi pengemudi membuat kesejahteraan mereka semakin terpuruk.  

Uye, seorang perwakilan aksi, menekankan bahwa aksi ini bukan hanya sekedar demonstrasi, tetapi seruan bagi pemerintah untuk menetapkan regulasi yang lebih adil.  

"Kami tidak menolak digitalisasi, tetapi kami menolak eksploitasi. Teknologi seharusnya memudahkan hidup kami, bukan membuat kami semakin tertekan. Kami menuntut regulasi yang jelas, yang memberikan perlindungan bagi pengemudi transportasi online," jelasnya.  

Pakde Agus, pengemudi yang telah lama merasakan pahit-manisnya transportasi online, juga  mempertanyakan apakah pemerintah benar-benar memperhatikan nasib para pekerja online ini.  

"Kami sudah berkontribusi besar dalam ekonomi digital, tetapi kesejahteraan kami tetap diabaikan. Apakah kami harus terus bertahan dalam ketidakpastian? Pemerintah harus hadir dan menyelesaikan ini, bukan hanya diam dan membiarkan aplikator bertindak sesuka hati," pungkasnya.  

Lima Tuntutan yang Tak Bisa Disuarakan Driver ojek online 


Aksi ini menuntut lima poin utama, yaitu:  

1.Kenaikan Tarif Antar Penumpang Roda Dua: Tarif harus menyesuaikan dengan biaya operasional yang terus meningkat.  
2.Regulasi untuk Pengiriman Makanan dan Barang: Standarisasi perlindungan pengemudi dalam sektor pengiriman.  
3. Ketentuan Tarif Bersih Roda Empat: Transparansi dalam pembagian pendapatan pengemudi roda empat.  
4.Undang-Undang Transportasi Online Indonesia: Regulasi yang jelas dan berpihak pada pengemudi.  
5.Sanksi Tegas bagi Aplikator Nakal: Pengawasan ketat terhadap kebijakan aplikator yang merugikan pengemudi.  

Selain tuntutan nasional ini, beberapa daerah juga memiliki tuntutan tambahan, seperti potongan maksimal 10% dari aplikator, yang akan dibahas sesuai kondisi masing-masing wilayah.  

Dukungan dan Ikrar Perlawanan: Suara Ojol Harus Didengar 

Pertemuan ini diakhiri dengan ikrar bersama, menegaskan komitmen untuk bergerak serentak dan memperjuangkan hak-hak pengemudi transportasi online.  

GARDA Solo Raya menyatakan kesiapan penuh untuk mendukung gerakan aksi serentak nasional, yang akan dilakukan pada 20 Mei 2025 mendatang.  

Selain itu, GARDA Solo Raya akan berkoordinasi dengan Forum Diskusi Transportasi Online Indonesia (FDTOI), yang juga akan menggelar aksi besar-besaran secara nasional.  

Gelombang Perlawanan Ojol Serentak! Aplikator dan Pemerintah Harus Dengar!



Saatnya Pemerintah Berpihak kepada Pengemudi  

Djoko juru bicara GARDA Solo Raya menegaskan “Lebih dari 10 tahun, pengemudi transportasi online telah membantu masyarakat dan berkontribusi dalam perekonomian digital. Tetapi, hingga hari ini, mereka belum mendapatkan kepastian payung hukum dan perlindungan yang layak.” 

“Aksi ini bukan sekadar protes, tetapi gerakan besar untuk meminta pemerintah hadir dan bertindak. Jika regulasi tidak segera dibuat, para pengemudi akan terus menjadi korban dari sistem yang tidak adil.” tegasnya   

“Jika pemerintah tetap diam, kami akan terus bergerak. Jika aplikator terus menekan, kami akan semakin kuat. Tidak ada lagi alasan untuk mengabaikan permasalahan ini!” pungkas juru bicara GARDA Solo Raya 

( Pitut Saputra )

Posting Komentar