gr "Bengkel Motor di Melawi Jadi Kedok Jaringan Emas Ilegal: Mafia Tambang Kembali Beraksi?"


"Bengkel Motor di Melawi Jadi Kedok Jaringan Emas Ilegal: Mafia Tambang Kembali Beraksi?"

Daftar Isi
poto: ilustrasi

Pontianak, Growmedia-indo.com.Kalbar– Kepolisian Daerah (Polda) Kalimantan Barat (Kalbar) mengungkap operasi jaringan emas ilegal yang menggunakan bengkel motor sebagai kedok untuk menyimpan dan mengemas emas hasil Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Kabupaten Melawi. Penampung berinisial LK (45) diamankan dalam operasi tersebut, yang diduga terkait jaringan mafia tambang skala nasional. Modus ini membongkar taktik kamufase canggih sindikat yang memanfaatkan aktivitas legal sebagai tameng kejahatan.

Modus Kamuflase: Motor Datang, Emas Pergi  

Bengkel Motor SM milik LK di Melawi menjadi pusat operasi terselubung. Menurut pengamatan warga dan sumber internal, bengkel ini kerap dikunjungi puluhan motor setiap hari, namun tidak ada aktivitas perbaikan. "Mereka hanya masuk sebentar, lalu pergi. Tidak ada obrolan teknis soal mesin. Ruang belakang bengkel selalu tertutup rapat," ujar Amir (nama samaran), sumber yang mengenal dekat LK.  

Ruangan belakang bengkel diduga menjadi tempat pencucian dan pengemasan emas ilegal sebelum dikirim ke penampung besar di Pontianak. Emas tersebut berasal dari PETI di kawasan hutan Melawi yang merusak ekosistem dan mengontaminasi sungai dengan merkuri. "LK hanya salah satu mata rantai. Dia mengumpulkan emas dari penambang liar, lalu mengirimnya ke tingkat provinsi," tambah Amir.

Keterkaitan Mafia Tambang SB: Jejak yang Belum Putus 

Spekulasi jaringan mafia tambang menguat setelah terungkapnya hubungan LK dengan sindikat berinisial SB, bos mafia tambang yang sedang diusut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). "Dulu LK bagian dari kelompok SB, tapi setelah SB tertangkap, dia mungkin pindah ke sindikat baru," papar Amir.  

Pihak kepolisian belum memastikan keterkaitan ini. Namun, sumber di KPK mengindikasikan adanya pola serupa dengan kasus SB: penggunaan bisnis legal sebagai front, aliran dana ke pejabat, serta distribusi emas ke pasar gelap internasional. "Ini bukan sekadar penambang kecil. Ada aktor besar yang belum tersentuh," tegas sumber tersebut.

Dampak PETI: Kerusakan Lingkungan dan Kerugian Negara

Aktivitas PETI di Kalbar telah lama menjadi momok. Data Dinas Lingkungan Hidup Kalbar mencatat 320 hektar hutan di Melawi rusak akibat tambang ilegal, dengan kerugian negara mencapai Rp1,2 triliun per tahun dari pajak yang tidak dibayar. "Sungai Kapuas tercemar merkuri. Ikan banyak mati, warga pun terancam kesehatan," protes Yohana, aktivis lingkungan setempat.  

Tanda Tanya Besar: Siapa Dalang di Balik LK? 

Meski LK telah diamankan, pertanyaan kunci masih menggantung:  

1. Siapa penampung besar di Pontianak yang menerima emas ilegal ini?  

2. Apakah ada okap polisi atau pejabat yang terlibat dalam melindungi jaringan?  

3. Bagaimana emas ilegal ini bisa lolos dari pantauan eksportir resmi?  

Polda Kalbar diharapkan tidak berhenti di level penampung. "Ini baru pucuk gunung es. Selama mafia tambang masih bermain, PETI akan terus hidup," tegas alfian ketua DPP GWI kalbar.

Kasus ini membuka tabir panjang kejahatan terorganisir di sektor tambang Kalbar. Jika Polda Kalbar serius memberantas PETI, langkah berikutnya adalah mengejar aktor intelektual, membekuk aliran dana, dan memulihkan kerusakan lingkungan. Jika tidak, bengkel-bengkel motor lain akan tetap menjadi gerbang emas hitam yang menggerogoti kedaulatan negara.(Kzn/Mul)

Posting Komentar