gr dr Ali Mahsun ATMO Presiden KAI, Indonesia: Republik Rasa Kerajaan atau ke depan Kembali Ke Kerajaan?


dr Ali Mahsun ATMO Presiden KAI, Indonesia: Republik Rasa Kerajaan atau ke depan Kembali Ke Kerajaan?

Daftar Isi


Sejak Indonesia merdeka 17 Agustus 1945 bahkan sejak nenek moyang leluhur bangsa ini apa saja bisa terjadi. Dan saat ini revolusi tata kelola bangsa dan negara menemukan momentumnya. Demikian pula, perubahan bentuk republik kembali ke kerajaan ada siklusnya. Minimal ada pemisahaan kekuasaan antara Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan by dr Ali Mahsun ATMO M Biomed Presiden Kawulo Alit Indonesia, Jakarta. 5/11/2023.

Jakarta,-Growmedia-indonesia.com/06/11/23.Berbagai tokoh dan kalangan menyorot tajam adanya politik dinasti di Pilpres RI 2024.Mulai dari pengamat, intelektual cendikiawan, tokoh agama dan masyarakat. Juga dunia global. Gejala dan fakta politik dinasti bukan hal baru, sudah lama ada sejak Indonesia merdeka 17 Agustus 1945. Bahkan sebelum Indonesia merdeka, di tanah air ini memang pemerintahannya adalah KERAJAAN. Namun Politik Dinasti menyeruak tajam dan sangat panas pasca Gibran Rakabuming Raka Walikota Surakarta Jawa Tengah, putra mahkota Presiden Jokowi ditetapkan dan daftarkan diri sebagai Bacawapres Pilpres RI 2024 di KPU RI. Dan hal ini berlandaskan keputusan MK RI tanggal 16 Oktober 2023. Akankah Indonesia ke depan tetap REPUBLIK?  Atau republik rasa kerajaaan? Ataukah kembali ke KERAJAAN?

Gus Mustofa Bisri mensetir puisinya secara apik dan dengan penuh kesadaran.  ,,,, Inilah zaman kemajuan,.... ada republik rasa kerajaan, tutur Puisi Gus Mustofa Bisri, salah satu tokoh besar Nu yang lahir dari darah biru di negeri ini. ,,, 

Inggris itu Kerajaan namun perilakunya Republik. Indonesia ini Republik tapi perilakunya terasa Kerajaan. Tidak boleh salahkan siapa-siapanya namun harus dicarikan solusi jangka panjangnya, tutur Prof Jimly Asshiddiqie pada Silatbas ICMI di Makassar 5/11/2023. 

Demikian pula, Bacapres Pilpres 2024 Prabowo Subianto akui dirinya besar dari Politik Dinasti. Demikian pula Mbak Puan, AHY, Cak Imin, Yenny Wahid dan masih banyak lainnya. Politik dinasti Pilpres 2024 tenggelamkan politik identitas Pilpres 2019.

Setiap kekuasaan apapun wujud dan bentuknya, secara de facto berada pada sistem kerajaan. Baik kekuasaan yang lahir dari model demokrasi mau pun model monarki atau model lainnya. Itulah kenyataan yang ada disemua relung kehidupan. Baik politik, ekonomi, sosial, budaya, juga keamanan dan pertahanan. Hal tersebut adalah bagian dari hukum alam semesta Tuhan. Bahwa manusia itu diturunkan ke bumi sebagai pemimpin sesuai dengan lingkungan masing-masing.

Indonesia saat ini diujung akhir era reformasi  atau peta jalan ke-3 Kotak Pandora dengan simbol Rantai Warna Dasar Merah Perisai Garuda Pancasila (1998-sekarang). Dimana sebelumnya, Peta Jalan ke-1 Era Penataan atau orla (1945-1966) disimbolkan Kepala Banteng Warna Dasar Merah, dan Peta Jalan ke-2 Era Pembangunan atau orba (1966-1998) disimbolkan Pohon Beringin Warna Dasar Putih. Dan indonesia saat ini songsong era baru. Songsong Peta jalan ke-4 atau era keadilan yang disimbolkan Padi Kapas Warna Dasar Putih. Akankah terjadi perubahan mendasar dalam tata kelola bangsa dan negara? Apa yang akan terjadi di era keadilan ke depan?

Pada era keadilan akan terjadi revolusi tata kelola bangsa dan negara. Bahkan bisa terjadi perubahan sangat mendasar dari bentuk Republik kembali ke Kerajaan. Apakah seperti abad ke-7 Kerajaan Sriwijaya atau abad ke-14 Kerajaan Majapahit. Juga bisa seperti Kerajaan Persemakmuran Inggris. Minimal ada pemisahan kekuasaan Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan.

Hal tersebut bisa terjadi karena ada momentumnya sebagaimana Siklus Polybius. Dimana Indonesia merdeka 17 Agustus 1945 berada pada Siklus Aristokrasi yaitu sekelompok bangsawan cendekia (terpelajar) punya keinginan dan ada kesempatan berkuasa dengan memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Dipimpin Preiden RI Pertama Sang Proklamator Bung Karno selama 21 tahun (1945-1966) atau lazim diaebut orla. Indonesia selanjutnya memasuki Siklus oligarki selama 32 tahun (1966-1998) dipimpin Presiden Soeharto lazim disebut orba. Sejak 1998 Indonesia memasuki Siklus Demokrasi atau lazim disebut era reformasi hingga sekarang, dipimpin banyak Presiden RI, Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY dan Jokowi. 

Namun demikian kondisi saat in, Indonesia sejatinya sudah berada pada Siklus Pasca Demokrasi. Atau yang disebut oleh Hakim Konstusi MK RI Arief Hidayat sebagai era pasca reformasi. Atau saat ini, Indonesia sudah di Siklus Okhlokrasi sebagaimana kenyataan seakan terjadi "demokrasi ugal-ugalan". 

Bagainana dengan peta jalan Indonesia dari hasil atau pasca Pilpres RI 2024. Di negeri ini sejak nenek moyang leluhur bangsa ini hingga saat ini apa saja bisa terjadi. Tanggal 18 Agustus 1945 sehari pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, BPUPKI ketok palu tetapkan konstitusi Negara Indonesia adalah UUD 1945 berbentuk republik dengan sistem pemerintahan kabinet presidensial. Namun bulan november 1945 Presiden Soekarno angkat Perdana Menteri dan kabinet parlementer. Perubahan demi perubahan terus terjadi dan 5 Juli 1959 terjadi Dekrit Presiden Soekarno 5 Juli 1959 kembali ke UUD 1945. Bahkan pengangkatan presiden seumur hidup. Demikian pula di era reformasi, UUD 1945 di amandemen 4 kali menjadi UUD 2002. Bukan hal yang mustahil ke depan, dimana saat ini ada momentumnya sebagaimana digambarkan dalam Perisai Garuda Pancasila, dan atau sesuai dengan Siklus Polybius, Indonesia bukan republik lagi melainkan kembali ke kerajaan. Atau minimal bentuk republik perilaku kerajaan dengan revolusi besar-besaran tata kelola bangsa dan negara. Juga revolusi tata kelola kekayaan sumber daya Indonesia yang sangat melimpah. Minimal ada pemisahaan kekuasaan Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan.

Ditulis di Jakarta 5 November 2023

Oleh;

dr Ali Mahsun ATMO M Biomed

Presiden Kawulo Alit Indonesia

Simak juga Pidato Kebangsaan Presiden Kawulo Alit Indonesia dr Ali Mahsun ATMO M Biomed di Gedung Joeang 45 tanggal 24 Januari 2019 bertajuk; Peta Jalan Indonesia 1945-2080: Kotak Pandora, Keadilan dan Adidaya Sapu Jagat Nusantara (harian terbit.com)



Karyo mendrofa

Posting Komentar